Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Mengembara ke Makam Tiga Presiden dengan Tiga Macam Rasa

Diperbarui: 14 Maret 2020   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu Gerbang Astana Giri Bangun : dokpri

Perjalanan saya kali ini bukan perjalanan biasa. Bukan ziarah biasa, melainkan napak tilas kisah tiga presiden dengan tiga kisah yang berbeda. Meliputi tiga tempat yaitu Blitar, Astana Giri Bangun dan Jombang.

Ziarah ke tiga makam presiden yang paling telah menorehkan sejarah panjang republik ini. Ternyata dengan berkunjung sekaligus berziarah ke makam tiga presiden ini kita pun bisa membayangkan bagaimana gaya hidup ketiganya.

Perjalanan saya dimulai dengan mampir sejenak ke Astana Giri Bangun. Perjalanan dimulai dari kota Yogyakarta dengan hanya berbekal peta online di gadjet.

Setelah hampir 3 jam berkendara, akhirnya menjelang siang, kendaraan pun sampai di kompleks Astana Giri Bangun. Kesan petama memang menggoda. Kompleks ini memang kompleks raja-raja dengan rasa feodal yang kental.

Maklum makam Pak Harto memang merupakan  makam keluarga Pura Mangkunegaran. Sesampainya di tempat parkir, kita harus mampir sejenak di pos untuk mengurus Surat Ijin Ziarah.  Disini pengunjung dikutip uang seikhlasnya untuk biaya surat ijin tersebut.

Surat Ijin Ziarah : dokpri

Memasuki kompleks, suasana terasa sangat sakrat. Apalagi untuk masuk ke cungkup kita harus menaiki beberapa anak tangga yang menunjukan bahwa yang dimakamkan adalah sosok keluarga yang terhormat dari jaman kerajaan.

Untuk masuk ke dalam cungkup utama dimana terdapat makam Bu TIen, Pak Harto dan beberapa keluarga dekat, kita harus bergantian, di dalam kita tidak boleh berfoto dan hanya tukang foto yang boleh beraksi. 

Cungkup makam: dokpri

Suasana siang itu tidak terlalu ramai, tetapi beberapa rombongan ziarah tetap datang silih berganti.

Kesan pertama Astana Giri Bangun memang cocok dengan gaya hidup Pak Harto yang penuh dengan wibawa dan selalu kental dengan suasana yang sedikit feodal. Maklum Bu Tien memang masih keluarga kerajaan.

Makam kedua yang dikunjungi adalah kompleks  Perpustakaan dan makam Bung Karno di Blitar.  Kesan terbuka dan hangat  ada di kompleks  ini. Perpustakaan terasa sangat megah dan modern. Patung  BK yang duduk di kursi raksasa pun sangat menarik.

dokpri

Di perpustakaan kita bisa melihat pameran foto-foto Bung Karno yang menceritakan kisah hidup beliau yang flamboyan.  Mampir kesini kita merasakan seakan-akan Bung Karno  masih hidup dan bercerita dengan santai mengenai masa hidupnya. Dari kecil, dewasa, namun minus kisah hidup yang sedikit menyedihkan di akhir hayat.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline