Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Menyambangi Makam Orang Asing di Jepang, Mau Ziarah Harus Lompat Pagar

Diperbarui: 31 Oktober 2017   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Perjalanan di Naha, ibu kota Okinawa belumlah sempurna kalau tidak mampir ke pemakaman yang bernama Tomari Gaikokujin Bochi atau Tomari International Cemetery. Letaknya tidak jauh dari Tomari Port di mana berlabuh banyak kapal-kapal besar.

Sekilas pemakamannya tidak terlalu luas. Berbagai macam bentuk makam ada di sini. Ada yang dihiasi dengan salib, ada yang berbentuk prasasti tegak dan ada juga yang hanya berbentuk rendah dengan nisan beton berukir nama-nama.

Saya harus memutar untuk mencari pintu masuk ke kompleks makam. Sebuah pintu gerbang yang tertutup rapat menyambut dengan angkuh. Terbuat dari pagar besi sehingga kita masih bisa mengintip jalan kecil yang ada di belakang pintu. Di atas pintu gerbang ada nama "Tomari International Cemetery", yang terbuat dari besi lis berwarna hijau.

Dokumentasi Pribadi

Yang lucu dari pemakaman ini adalah tingginya pintu pagar, namun tembok yang mengeliling hanyalah setinggi kurang dari satu meter. Tidak kehabisan akal, saya pun kemudian terpaksa masuk ke pemakaman dengan lompat pagar.

Tidak ada seorang pun di dalam pemakaman. Hanya ada  keheningan  di pagi yang lumayan hangat di pertengahan Oktober. Deretan makam yang tidak beraturan, pohon-pohon dan juga rerumputan menjadi pemandangan yang membuat hati menjadi ikut sedih. Sementara sebuah sekolah menengah berlantai 4 atau 5 ada di kejauhan.

Dokumentasi pribadi

Sebuah prasasti dalam bahasa Jepang dan Inggris menjelaskan sekilas sejarah pemakaman ini. Namun kali ini namanya adalah terjemahan langsung dari Bahasa Jepang sehingga menjadi "Tomari Foreign Cemetery. Dijelaskan kalau pemakaman ini sudah dijadikan warisan budaya kota Naha sejak Agustus 1987.

Pemakaman ini dalam Bahasa Okinawa disebut "Uranda Haka" dan sudah ada sejak abad ke 18. Di pemakaman ini ada 22 nisan yang berasal dari abad ke 18 sampai awal ke 20. Selain itu ada juga sekitar 300 nisan dari masa sesudah perang dunia kedua. Kebanyakan serdadu Amerika yang wafat sewaktu pertempuran Okinawa, Perang Korea dan juga Perang Vietnam dan juga orang asing penduduk Okinawa.

Dokumentasi pribadi

Saya kemudian berjalan perlahan sambil melihat beberapa nisan. Ada makam seorang pendeta bernama Matthew Adnet, dari Paris Foregn Mission Society yang meninggal pada 1 July 1848. Ada juga nisan yang bertuliskan huruf Cina dan naman-nama Cina dalam huruf Latin.

Dokumentasi pribadi

Namun yang menarik ada juga sebuah memorial buat Samuel C Oglesby yang telah mendedikasikan hidupnya buat industri di Okinawa selama USCAR atau US Civil Administration of the Ryukyus, yaitu pemerintahan Amerika Serikat di Okinawa selepas perang dunia kedua.

Dokumentasi pribadi

Lalu ada juga sebuah monumen untuk memperingati hilangnya seseorang bernama Lester R Sheffield di laut sekitar Bolo Point Okinawa pada 4 Januari 1963. Rupanya karena orang ini hilang dan tidak diketemukan maka dibangunlan sebuah monumen dipemakaman ini.

Dokumentasi pribadi

Sebuah monumen yang dibangun  untuk memperingati  mendaratnya Commodore Perry pada 6 Juni 1853 juga ada disini. Monumen ini memiliki dua sisi, yang pertama tertulis dalam Huruf Kanji dan sisi lainnya dalam bahasa Inggris.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline