Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Dari Muara Sampai ke Sawah: Perjalanan Lintas Masa di Situs Batu Jaya

Diperbarui: 22 Agustus 2017   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Jalan-jalan sahabat museum kali ini merambah ke Kabupaten Kerawang. Apa yang dicari? Ternyata masih ada hubungannya dengan peninggalan zaman baheula yang kali ini berada di kawasan bernama Situs Batu Jaya. Lokasinya sebelah barat laut Kota Kerawang sekitar 20 Km dari Rengasdengklok.

dokumentasi pribadi

"Selamat Datang di Lokasi Gedung Penyelamatan Situs Batu Jaya," demikian terpampang pada papan berwarna putih yang terdapat di sebuah gedung atau musuem kecil yang letaknya di Desa Sigaran, Kecamatan Batu Jaya, Kabupaten Kerawang ini.

Pak Kaisin, salah seorang petugas yang sudah berusiap sepuh meyambut dengan ramah. Pria yang berkopiah dan mengenakan batik warna coklat lengan panjang ini mengaku sudah berusia 80 tahun lebih. Namun kami semua sangat salut dengan kegesitan dan semangat beliau yang terus menemani kami selama seharian berkunjung ke sini.

dokumentasi pribadi

Acara pertama sebenarnya langsung berkunjung ke beberapa candi yang ada di situs ini, terutama ke Candi Blandongan dan Candi Jiwa. Namun untuk keutuhan cerita, kunjungan ke gedung penyelamatan alias museum mini akan dilaporkan terlebih dahulu. Seperti biasa, Pak Dwi Cahyono juga akan tampil dengan ceritanya yang selalu penuh semangat membara.

dokumentasi pribadi

"Walaupun berada tidak jauh dari ibu kota, Situs Batu Jaya ini baru diketemukan pada 1984," demikian Pak Kaisin memulai cerita. Tentu saja keberadaan situs ini sudah ada sejak lama dan bahkan sejak 1952 sudah diketemukan benda-benda purbakala di Situs Cibuaya yang sementara dititipkan di Museum Nasional di Jakarta. "Maklum karena di Kerawang sendiri tidak ada museum," tambah Pak Kaisin lagi.

dokumentasi pribadi

Di dinding juga terdapat sebuah prasasti marmer bertuliskan "Gedung Penyelamatan Benda Cagar Budaya Situs Batu Jaya" ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan pada 9 Maret 20014 lalu.

"Kawasan ini memang merupakan persawahan masyarakat. Namun di tengah-tengah sawah tersebut terdapat gundukan tanah berbentuk bukit kecil yang ditutupi dengan pepohonan. Dalam bahasa setempat disebut unur," jelas pak Kaisin. Menurut cerita Pak Dwi lagi, aea ini sebenarnya adalah kawasan yang dulunya terletak di tepi pantai dan kemudian dengan bergesernya garis pantai berubah menjadi rawa dan baru pada sekitar abad ke-18 dijadikan areal persawahan.

dokumentasi pribadi

Berdasarkan penjelasannya pula dapat disimpulkan bahwa setiap unur tersebut merupakan sebuah peninggalan jaman dahulu yang biasanya berbentuk candi. Dan di antaranya juga diketemukan makam kuno lengkap dengan kerangka manusia dan peninggalan berupa perhiasan.

Di gedung penyelamatan ini dipamerkan benda-benda yang diketemukan di situs Batu Jaya, Di antaranya batu kunci yang diketemukan di Candi Jiwa dan Candi Blandongan. Ada juga amulet atau jimat yang dibawa oleh peziarah bila berkunjung ke candi tersebut. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah "gerabah buni" yang merupakan gerabah masa prasejarah.

dokumentasi pribadi

Menurut Pak Dwi, berdasarkan bukti dan penemuan artefak yag diketemukan di situs Batu Jaya ini, dapat disimpulkna bahwa situs ini merupakan situs lintas masa atau yang berasal dari beberapa zaman. Temuan kerangka, dan gerbah buni serta adanya benda-benda megalitikum seperti dolmen dan menhir, menunjukan adanya masyarakat yang meneruskan tradisi megalitikum dari jaman pra sejarah. 

Namun dengan diketemukannya gerabah buni dapat disimpulkan adanya masyarakat dari jaman perundagian atau transisi dari masyarakan prasejarah ke masyarakat klasik atau Hidhu Buddha masa-awal. Sedangkan untuk Candi Jiwa dan Candi Blandongan dapat dipastikan berasal dari masa sebelum Tauruma Negara sekitar abad ke dua atau ketiga Masehi. Yang jelas candi candi di Situs Batu Jaya yang menggunakan bata merah adalah situs agama Buddha.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai Candi Blandongan dan Candi Jiwa, yuk kita tunggu artikel berikutnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline