Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Di Balik Kelambu Masjid Wapaue Kaitetu yang Berusia 600 Tahun

Diperbarui: 22 Mei 2017   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Ambon Manise , yah pengembaraan kali ini membawa saya ke ibukotapropinsi Maluku yang terkenal sebagai negri rempah-rempah atau "spicesislands" sekaligus negri seribu pulau. Dan salah satu tujuan utama di haripertama adalah berkunjung ke masjid paling tua di Ambon yang  terletak di kawasan negri Hitu atau Jazirah Leihitu yang sekarang termasuk wilayah kecamatan dengan nama yang sama yaitu kecamatan Leihitu , di bagian utara pulau Ambon.

 

"Mesjid Tua Wapaue Kaitetu" demikian nama resmi yang terpampang di pintu gerbang dengan tulisan warna putih berlatar belakang abu-abu. Di bawah nya sepasang pintu pagar besi yang cukup besar namun transparan dengan halaman masjid yang cukup luas terhampar.  Dan di sebelah kanan terlihat seluruh bangunan masjid yang terlihat sederhana beratapkan rumbia dengan bentuk kubah kecil berbentuk limas di atas nya. Dindingnya separuh terbuat dari semen dan separuh lagi dari daun atau pelepah sagu berwarna coklat tua. 

 

Di halaman terdapat prasasti berisi informasi  singkat mengenai masjid ini dalam bahasaIndoneisa dan Inggris . "Mesjid Wapaue (mangga berabu/mangga hutan)didirikan oleh: Perdana Jamillu. Orang kaya Alahahulu pada 1414 di Wawane .Pada tahun 1614 dipindah oleh Imam Rijalli ke Tehalla 6 km sebelah timurWawane. Pada 1664 Mesjid turun ke negri Atetu lengkap dengan peralatanibadahnya. Ciri khas bangunan induknya tanpa mempergunakan paku." Disebelah nya ada papan informasi berisi informasi yang lebih lengkap.

 

Kebetulan waktu menunjukkan pukul 12 lebih 20 waktu Indonesiatimur , sedangkan waktu sholat dzuhur adalah sekitar 12,37 WIT. Masih ada sekitar 15 menit untuk melihat-lihat . Dan seorang lelaki berusia 35 tahunan menyapa ketika saya masuk ke serambi masjid. Mungkin pria tadi adalah marbot masjid.

 

"Ini adalah kubah berbentuk limas  yang asli " ujar marbot yang mengenakan kemeja abu-abu lengan pendek dan sarung putih motif kotak-kotak.  .Saya kemudian pergi ke tempat wudhu yang terlihat sederhana dengan sebuah sumur kecil ada di dekatnya .  Ada enam buah keran pada dinding yang terbuat dari keramik warna biru muda itu.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline