Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Ketika Korban Bisa Bercerita: Resensi Film Lavender

Diperbarui: 15 April 2017   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara Komik Kompasiana kali ini berpindah dari biasanya di CGV Grand Indonesia ke kawasan Kelapa Gading.  Dan setelah cukup lama bertarung dengan kemacetan lalu lintas di ibukota di malam Jumat kemarin, akhirnya sampai  juga di Bella Terra Lifestyle Center .  Langsung tancap ke lantai 6 dan masuk ke studio 6.

Lavender,  demikain judul fimnya: seperti nama bungan yang sering jadi pengarum sabun atau weangian ruangan.   Tapi melihat poster filmnya yang bergambarkan sebuah rumah tua dinaungi oleh tengkorak. So pasti ini film horor versi Amerika.

Tokoh utama film ini adalah Jane, seorang perempuan yang berprofesi sebagai fotografer.  Secara tidak sengaja dia tertarik dengan sebuah rumah tua yang lama tidak ditempati. Dan ternyata kemudian ini merupakan rumah masa kecilnya. Jane juga menderita amnesia sehingga ingatannya tentang masa lampau hanya merupakan fragmen-fragmen saja.

Pencraian lebih lanjut membuat Jane bisa menghubungi pamannya Patrick, yang kemudian mengijinkannya untuk mampir dan menginap di rumah tua itu. Bersama suaminya Alan, dan putri satu-satunya Alice , Jane pun menginap. 

Hal-hal aneh mulai dialami oleh Jane dan keluarganya.   Jane berjalan ke ladang untuk mencari Alice namun yang dijumpai adalah sebuah balon merah dengan  sebuah kunci bertuliskan “Welcome Hone”.  Sementara Alan dan Alice mengembara di dalam rumah dan menemukan kamar Jane waltu kecil dengan sebuah kotak musik yang antik.  Semuanya tampak penuh misteri.

Malam harinya , kejadian aneh terjadi lagi dimana Alice membangunkan Jane dan mengajaknya ke kamar Suzie. Suzie ini merupkan adik Jane.  Di dalam kamar mereka melihat ibu Jane sedang berbicara dengan Suzie tentang peri yang jahat.   Di sini, Jane dan Alice sudah mulai mengucapkan lagu Lavender Blue yang sahdu.   Sesekali Jane juga menirukan “5 4 3 2 1 Olly Olly Oxen Free”, yang merupakan ucapan permainan petak umpet.

Kisah-kisah mengerikan terjadi di rumah ini, yang ternyata merupakan pesan dari keluarga Jane yang terbunuh masal untuk mengungkapkan siapa kah pembunuhnya. Bagaimana akhir kisahnya? Apakah Jane mampu mengungkapnya aaukah Jane sendiri yang memang pelakunya?

Yuk saksikan film horor yang penuh ketegangan dari awal hingga akhir di bioskop jaringan CGV mulai April 2017!

Filmografi:

Sutradara                                           Ed Gass-Donnelly

Para Pemain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline