Plesiran di Puri Powerscourt belum selesai. Selesai mampir sejenak ke Japanese Garden dan kembali ke danau sambil menyusuri jalan setapak , ada sebuah papan petunjuk yang sederhana, terbuat dari kayu berwarna coklat. “Dolphin Pond, Pet’s Cemetery”. Wah ini dia ada kuburan hewan peliharaan, banyak tanda tanya dalam hati akan hewan apa dan milik siapa saja kah yang sungguh beruntung dimakamkan di tempat seindah ini.
Saya kembali menyusuri jalan setapak di tepian danau sambil sesekali melihat ke hiasan patung baik yang di tepian maupun patung berairmancur di tengah danau. Kontur tanah mulai menanjak ketika mengikuti papan petunjuk diujung danau, kemudian jalan setapak berbelok ke kanan dan kian menjauh dari danau .
Dan setelah sedikit mendaki kira-kira seratus meter, di sebelah kiri jalan kecil dengan pepohonan yang cukup rindang, ada sebidang tanah berbentuk trapesium . Makin ke bawah makin sempit lebarnya.. Ada pagar sederhana yang terbuat dari batangan pipa mengeliling lahan ini. Terlihat sempurna untuk tanah makam karena terletak di lereng dan dibagi dalam berberapa tingkat. Ini dia Pet’s Cemeterynya.
Sebelum menuruni tangga pandangan disapukan ke seluruh kompleks makam. Ada lima baris makam dan di barisnya paling atas ada sekitar enam atau tujuh pusara, sedangkan di baris paling bawah hanya ada empat pusara. Sebagian besar bentuknya sederhana , namun ada satu yang bentuknya seperti tugu kecil. Mirip dengan batu nisan di Glasnevin Cemetery dalam ukuran mini.
Ternyata hewan-hewan yang dimakamkan disini adalah hewan kesayangan keluaga Wingfiled dan Slazenger dan terdiri dari berbagai jenis hewan baik anjing, kuda, kucing dan bahkan sapi. Uniknya lagi di setiap batu nisan dituliskan juga nama, umur dan juga tahun kematian serta kisah-kisah menarik tentang hewan kesayangan tadi. Karena lahannya terbatas ada juga satu liang lahat yang diisi lebih dari satu jasad,.
Salah satu yang menarik adalah pusara bertuliskan “Swift , Childrens pony for over twenty years at Poerscourt died 25th May 1914”. Pusara ini sudah menceritakan bahwa yang dikubur adalah seekor kuda poni kesayangan anak-anak di Powerscourt selama lebih dari duapuluh tahun.
Saya turun ke baris paling bawah. Di sini ada dua pusara yang berdampingan. Yang satu bertuliskan “Here lies Tiny Pet of John Slazenger A miniatur long haired dachshund died 1965 aged 7 and Teddy......” disini dimakamkan anjing kecil jenis dachshund yang konon sangat lucu dan mungil. Dia juga harus berbagi tempat dengan Teddy. Di sebelahnya , ada pusara bertuliskan “Euginie, Jersey cow died 1967 17 years, she had 17 calves produced over 100.000 gallons of milk and Princess Abrdeen Angus cow died 1972 aged 11 years 3 times Dublin champion”. He he disini ternyata dimakamkan dua ekor sapi, yang pertama jenis jersey hebat karena punya 17 anak dan menghasilkan lebih dari 100 ribu galon susu.
Saya telusuri satu persatu pusara sambil membaca nama, jenis hewan, umur dan tanggal kematian. Ada juga yang dilengkapi dengan kata-kata mutiara atau puisi. Pusara yang berbentuk tugu hanya berisi tulisan singkat di bagian kaki “Stinc, died May 21 1912 aged 12 year Faithful beyond human fidelity” . Mungkin ini adalah makam anjing yang sangat setia.
Namun nama-nama hewan ini juga cukup menginspirasi, ada yang bernama Mrs Mare, menunjukan bahwa dia adalah seekor kuda betina . Dan ada juga sebuah pusara bertuliskan Chou Sun Yat Sen (Yat On) died Feb 11 1929. Wah bagaimana bisa seekor anjing jenis chou yang memang berasal dari Cina diberinama sesuai dengan nama presiden Republik Cina Sun Yat Sen?
Berjalan mengeliling pemakaman hewan yang tidak terlalu luas ini, kita bisa menyaksikan cinta dan kasih sayang yang pernah ada di antara hewan kesayangan dan pemiliknya. Dan ketika kembali melanjutkan perjalanan menujuke Dolphin’sPond, hati ini juga dipenuhi rasa cinta. Cinta akan kehidupan dan kesetiaan yang yang terpancar dari sebuah pemakaman khusus hewan di Powerscourt.
Maret 2017