Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Mengintip Jamban Terbuka di Marunda

Diperbarui: 10 Juli 2016   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sekitar 45 menit bermain di rumah Si Pitung, pelesiran dikawasan Marunda dilanjutkan menuju Masjid Si Pitung. "Letaknya tidak jauh, hanya sekitar 10 menit berjalan kaki mengelilingi tembok ", tambah Adep lagi. 

img-4987-5781c5191d23bd93086961a8.png

 Kami berjalan santai meninggalkan rumah Pitung dan beluk ke kiridi dekat empang. "Masjid Al Alam", demikian tulisan cat di temboksebagai petunjuk . Jalan tanah yang sempit di antara tembok dan empang terlihatsedikit becek bekas hujan beberapa hari yang lalu. Untungnya sejak pagi tadi tidak hujan sehingga jalan atau gang ini masih bisa dilalui dengan sedikitberhati-hati .

img-4988-5781c541ca23bd17052ae260.png

Sementara di latar belakang terlihat sebuah masjid baru yangmegah dan deretan rumah susun yang cukup megah. Berjalan di Pematang ini memang mengasyikkan. Suasana nya bagaidi pedesaan tepi pantai. Di tepi empang banyak orang yang sedang  asyik termenung sambil memancing atau memancing sambil termenung dan merokok. Di tengahnya ada sebuah papanbertuliskan ongkos memancing yang harga nya Rp 5000.  

img-4983-5781c56c327b61bf038b4567.png

Di penghujung empang , jalan setapak menuju masjid belok ke kiri. Pemandangan kembali berubah. Sebuah gedung besar berlantai empat terlihat dikejauhan .. Tampak nya seperti sebuah sekolah dasar yang belum selesai atauterbengka  pembangunannya . Sementararawa dan empang yang dipenuhi ilalang setinggi pinggang ada di hamparan.

img-4990-5781c588719373820ff0fd2c.png

Yang menghairankan  ditepian empang atau rawa, berderet jamban duduk dari porselen yang berwarna birumuda . Di satu tempat ada sepasang jamban yang terbuka . Kira-kira sepuluhmeter di sebelahnya bahkan ada empat buah jamban berjejer rapih.  

img-4985-5781c5b3327b61fb038b4568.png

Bagi yang melihat tentu saja bertanya-tanya apakah tempat buanghajat ini masih digunakan? Kalau ya asyik juga yah bisa ke jamban sambilbercakap-cakap dengan orang di sebelah . Masalahnya apakah tidak malu karena dilihat oleh orang yang lalu lalang di jalan?

img-4986-5781c5df327b6108048b4567.png

Perjalanan terus dilanjutkan . Sebuah gedung sekolah dasar ada dihadapan. Bangunannya tampak usang dan tidak terurus. "Selamat Datang di SDN Marunda 02 Pagi Jakarta Utara", demikian tertulis di pintugerbang.  Saya mengintip ke halaman ,terlihat sangat todak terurus, sepi dan seperti lama sudah tidak dipakai. 

img-4991-5781c604ca23bd09052ae267.png

Setelah dilihat lebih teliti, ternyata sekolah ini memang dalamkeadaan kosong. Jendelanya sudah pecah, demikian juga sebagian dindingnya.  "Sekolah yang baru ada di dekat tempatparkir" jawab Adep dan memang waktu pulang saya baru melihat ada ya sebuahsekolah baru yang jauh lebih megah dan bagus. 

img-4994-5781c62a327b61aa038b456a.png

Rupanya deretan jamban itu mungkin bekas jamban di sekolah iniyang dipindahkan berderet ke tepian empang . Seakan-akan kalau masih digunakanmerupakan jamban terbuka yang unik dan hanya ada di Marunda.  Sambil tersenyum dalam hati , saya terus berjalan menyusuri jalankecil menuju ke masjid AL Alam. Nantikan kisah nya di tulisan berikut.!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline