Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Tengkorak Berkalung Emas dan Oro, Dios y Gloria di Panama Viejo

Diperbarui: 26 Juni 2016   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditemani langit Ciudad de Panama  yang cerah dengan sedikit awan tipis yang putih bagaikan kapas, dari kawasan Casco Viejo atau Casco Antiguo di bagian kota tua  saya naik metro bus di halte  sekitar Costa Cintero.  Costa Cintero merupakan water front Kota Panama yang asri dan indah.  Metro Bus merupakan sitem transportasi bus kota yang cukup modern dan sedikit demi sedikit mulai menggantikan Diablo Rojo atau sang setan merah yang khas negri di Amerika Tengah ini..

img-2367-576f52f56723bd87061f5375.png

Perjalanan menuju Panama Viejo cukup jauh, melintasi bentangan Kota Panama yang cukup modern dan dipenuhi gedung-gedung jangkung.  Singkatnya barat ke timur, dari kota lama melewati kota baru dan kembali ke kota tua yang paling lama. Kota yang kini telah ditinggalkan penduduknya.

Metro Bus berhenti di sebelah tenggara Ciduad de Panama tepatnya di Aveinda Cincuentanario.. Tampak perkampungan penduduk  yang bernama Parque Lefevere dan terlihat cukup sepi.  Saya menyusuri jalan aspal ber batu kerikil dan kemudian masuk ke sebuah dunia yang lain.  Yang terlihat pertama kali adalah sebuah peti kemas yang dijadikan kantor tempat menjual tiket. Suasana sangat sepi. Hampir tidak ada seorang pun di tempat ini sementara matahari kota Panama mulai bersinar dengan teriknya.

img-2370-576f5304dc22bdc90446c83a.png

Dari jendela kecil di peti kemas itu saya membeli tiket masuk seharga 5 Balboa.  Tentunya dengan menggunakan uang 5 US Dollar karena nilai Balboa memang sama dengan US Dollar dan di Panama hanya uang kertas dari negri Om Obama lah  yang beredar walaupun mata uangnya bernama Balboa. 

img-2376-576f531a759373a80e8d9f05.png

Panama Viejo, sitio arqueologico de importancia mundial, guarda importantes vestigios de los antiguos pobladores y las ruinas de la primera ciuudad espanola fundada sobre el litoral pacifico del continente americano”, demikian tertulis pada tiket berwarna hijau muda bergamabar menra bertingkat tiga yang terlihat sangat antik.   Kalau diterjemahkan artinya kira-kira “Panama Viejo, situs arkeologi yang melestarikan peninggalan penduduk kuno dan reruntuhan kota Spanyol pertama yang didirikan di garis pantai Pasifik di Benua Amerika”.

img-2373-576f532d979373b104d5bf01.png

Dengan tiket di tangan, saya berjalan memasuki situs arkeologi yang usianya hampir setengah melinia ini.  Menurut sejarah,  Panama Viejo atau Panama Tua merupakan kota pertama yang dibangun orang Spanyol di Nuevo Mundo pada tahun 1519. Kota ini kemudan berkembang dengan pesat sampai akhirnya diratakan dengan tanah ketika  bajak laut dari Wales Henry Morgan menyerbu kota ini pada 1671. Akhirnya , kota Panama pun dipindahkan dari Panama Viejo ke tempat baru yaitu di kawasan Casco Viejo yang terletak beberapa kilomter di sebelah barat dan kemudian menjadi cikal bakal Ciudad de Panama yang sekarang ini.

img-2372-576f533b717e61e208f46e43.png

Saya menyusuri  jalan tanah tua dan reruntuhan bangunan yang ada di kiri kanan. Hanya  pohon-pohon yang rindang dan kesunyian lah yang menemani.  Reruntuhan Conjunto Conventual de la Merced dan Conjunto Conventual  de San Fransiscomerupakan dua kompleks biara yang pertama kali menyambut  dengan angkuh dan dingin.  Sedikit menyeramkan dan seakan-akan menyimpan misteri 500 tahun sejarah kota ini sejak kedatangan Bangsa Spanyol. Hanya kesunyian dan batu-batu bekas bangunan yang  berserakan tidak beraturan di tempat ini.  Saya terus berjalan dan kali ini saya tiba di bekas rumah sakit yang bernama Hospital de San Juan de Dios.

Setelah melewati  jalan utama kota tua ini yang bernama  Las Calles de la Ciudaddan akhirnya sampai di bekas alun-alun kota yang seperti kota-kota di Spanyol bernama Plaza Mayor.  Di dekatnya masih terdapat reruntuhan yang paling lengkap dari seluruh bangunan tua di Panama Viejo yaitu Katedral Tua dengan menara bertingkat  seperti  pada gambar di tiket masuk.  Dari Plaza Mayor, mau tidak mau, siapa pun akan  mengagumi keindahannya sambil membayangkan suasana kehidupan lebih sekitar  500 tahun yang lalu.   Di  tempat inilah para pendatang dari Spanyol itu berkumpul untuk menancapkan kekuasaan di Nuevo Mundo atau dunia baru yang bernama Amerika. 

fullsizerender-2-576f53577593739f0e8d9ef9.png

“Toda Ella Hermossea y adorna la ciudad que por su piedad merece se haga desto memoria por hauer sido edificada con limosnas de sus vecinos “ don Juan Requejo Salvejo.   Demikian terdapat sebuah tulisan pada dinding menara yang ternyata merupakan kutipan dari buku yang ditulis Don Juan  Requejo Salcedo  pada 1640 berjudul  Relación histórica y geográfica de la provincia de Panamá".

Disinilah kita merenung, bahwa sebuah kota yang dulu pernah ramai dan makmur, kini hanyalah tinggal reruntuhan . Tetapi dari reruntuhan  dan artefak yang digali di situs arkeologi ini bisa bercertia tentang sejarah, kebudayaan, dan juga kebiadaban dan keserakahan bangsa-bangsa dari Eropa yang menyebrangi samudra luas demi mengusung  Oro, Dios y Gloria yang diterjemahkan kedalam Bahasa Inggris menjadi Gold, God and Glory.

Di dalam komplek Panama Viejo ini juga tedapat sebuah museum dimana ada sebuah diorama yang menggambarkan Panama Viejo pada zaman kejayaannya. Disini , kita juga bisa membaca mengenai  kisah mengenai penggalian arkeologi tentang   makam-makam tua di kawasan ini yang berasal dari jaman PreKolombia.  Panama memang pernah menjadi bagian Gran Colombia yang bahkan melingkupi Venuzuela pada saat mendapat kemerdekaan dari Spanyol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline