"Omong Apa yah?? Office Potics pun mungkin ada disini?"]
Sebuah kantor sebenarnya bisa dianalogikan sebagai sebuah negara dalam bentuk mini. Bedanya kalau suatu negara memiliki wilayah yang biasanya cukup luas, berpenduduk bisa puluhan atau bahkan ratusan juta dan juga memiliki puluhan partai politik, maka sebuah kantor bisa saja hanya memiliki pegawai yang jumlahnya hanya hanya beberapa puluh, ratus atau bahka ribu.
Yang dimaksudkan dengan kantor bisa merupakan kantor pusat sebuah perusahaan, kantor cabang, atau pun juga kantor lini depan produksi barang maupun jasa. Dan di sebuah unit kantor itu biasanya akan terdiri dari seorang pimpinan tertinggi dan beberapa pembantu utama yang kemudian diikuti dengan kaki tangan berupa staff dari beberapa level.
Kantor pusat sebuah perusahaan akan dipimpin oleh seorang direktur utama yang bisa dilengkapi dengan seorang atau beberapa orang wakil direktur. Selain itu ada juga beberapa direktur yang bertanggungjawab atas bidang masing-masing. Misalnya direktur keuangan, produksi, HRD dan lain sebagainya. Kelompok petinggi ini biasanya disebut Dewan Direksi dan mempunyai kewajiban untuk mengendalikan perusahaan sehingga dapat memberikan keuntungan kepada pemegang saham berupa deviden.
Dalam pelaksanaan kerja sehari-hari, dewan direksi bisa dibantu oleh karyawan yang yang cukup senior dan berpangkat manajer. Tergantung besar kecilnya perusahaan, tingkat manajer ini pun bisa dibagi lagi dalam beberapa tingkat, Dan biasanya menguasai bidang-bidang yang lebih khusus. Lalu di bawahnya masih ada beberapa tingkat sampai dengan level yang paling rendah.
Sebagaimana lazimnya kehudupan dalam masyarakat, di dalam sebuah kantor , biasanya juga akan terjadi banyak hal yang mirip dalam sebuah negara. Ada karyawan yang rajin bekerja , ada juga yang kurang rajin,ada yang baik, ramah, penurut, dan disiplin, namun ada juga yang sedikit nakal, pembolos, dan bahkan suka membuat keributan sesama kary"Hotel dan Perkantoran di pusat Ko
Persaingan sehat biasanya akan terjadi dimana mereka yang berprestasi akan mendapat kenaikan pangkat. Namun tidak jarang juga terjadi pilih kasih, dan bentuk-bentuk lainnya berdasarkan nepotisme, persaudaraan, bahkan juga asal daerah. Mereka juga biasanya akan saling berkelompok sesuai dengan bidang kerja, bahkan juga daerah asal.
Gossip, fitnah, bahkan juga persaingan tidak sehat lainnya akan selalu terjadi. Tentu saja perusahaan yang baik akan bisa menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Kesempatan yang sama untuk maju akan diberikan kepada semua karyawan yang kerennya disebut “Equal Oportunity Employer”.
Banyak teori manajemen yang keren dan kadang-kadang istilahnya selalu dalam bahasa asing . Banyak konsultan yang menjual jasa untuk meningkatkan produiktivitas dan kinerja perusahaan. Namun , pada kenyataannya hampir tidak ada sebuah perusahaan pun yang dapat bebas sama sekali dari penyakit yang namanya “office politics” ini. Selama pimpinan perusahaan dan pegawainya masih bernama manusia dan belum mencapai tingkat malaikat maka “office Politics” tidak akan pernah dapat seratus persen dihilangkan.
Office politics biasanya akan menimbulkan konflik, baik dalam bentuk vertikal maupun horizontal yang akan menimbulkan gejolak dalam kehidupan di perusahaan tersebut. Namun para pemainnya akan selalu bisa bersandiwara dan biasanya akan mencoba menutup-nutupinya. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mengemban visi dan misinya sekali lagi berpulang kepada kepiaiwaian para pemimpin perusahaan dalam mengendalikan konflik tadi sehingga hasil yang ditimbulkan bisa berdampak positif buat perusahaan. Selain itu dukungan lingkunagan dan situasi ekonomi juga akan ikut mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan,
Pendek kata, “office politics” memang merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan berorganisasi dan kita semua, sesuai dengan peran dan posisi masing-masing harus dapat pandai bermain untuk menghasilkan keputusan yang paling tepat untuk kebaikan semua. Kepentingan perusahaan dan kepentingan orang banyak harus tetap didahulukan daripada kepentingkan sekelompok orang atau individu belaka.
Siapa takut? Selamat berteman dengan office politics.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H