[caption id="attachment_154758" align="alignnone" width="640" caption="Model Kowloon Walled City"][/caption]
Siapa tidak pernah mengenal kata “Triad”?Bagi kita yang pernah membaca tentang Hongkongatau sering menyaksikan film-film laga keluaran Hongkong sedikit banyak pernah mengetahui tentang organisasi bawah tanah yang konon dapat disejajarkan dengan organisasi serupa “Mafia” dari Italia ataupun “Yakuza” dari Jepang.
[caption id="attachment_154759" align="alignnone" width="640" caption="Denah Taman"]
[/caption]
Kita sendiri tidak mempunyai statistik yang jelas mengenai keberadaan mereka, bisnis apa saja yang dikuasai dan sejauh mana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari di Hongkong. Namun bagi dunia wisata dan sejauh pengamatan saya sebagai pengunjung yang kerap mampir ke Hongkong, hampir tidak terlihat rasa khawatir akan keberadaan Triad selama kita hanya bermain dan mengunjungi tempat-tempat yang “baik”. Keberadaan mereka mungkin lebih terasa di dunia hiburan malam, dunia prostitusi, perjudian gelap dan kegiatan kegiatan yang melanggar hukum negara dan agama.
Namun perjalanan saya kali ini akan mengajak anda semua ke suatau tempat yang “konon” pernah menjadi “No Man’s Land” dimana jangkauan tangan hukum Hongkong pun tidak berlaku. Dan tempat ini bahkan sedemikian dekat dengan kawasan yang pernah saya tinggal di paruh kedua tahun 1980-an, termasuk sampai awal 1990-an.
[caption id="attachment_154746" align="alignnone" width="640" caption="Pintu Gerbang"]
[/caption]
Kowloon Walled City Park
Dari kawasan Nathan Road , saya dengan santai naik bus “KMB” no 1 A yang akan membawa saya menyusuri Nathan Roan , kemudian daerah Mongkok dan berbelok di sekitar Prince Edward road untuk kemudian menyusuri jalan-jalan yang menuju Kowloon City.Kowloon City sendiri dulunya berada di dekat mantan Bandara lama Hongkong yang terkenal dengan kepadatannya yaitu Kai Tak.
Setelah sekitar 30 menit menikmati panorama sore yang sibuk, akhirnya bus pun mulai menyusuri jalan yang lebih sepi dan saya pun turun di halte di TungTau Tsuen Road. , persis di seberang pintu masuk sebelah utara Kowloom Walled City Park.
Setelah menyebrang jalan, saya sampai di sebuah pintu gerbang yang terbuat dari batu batadengan pintu besibe warna hitam yang terbuka lebar. Di sebelah kiri pintu terlihat plakat putih bertuliskan “Kowloon Walled City Park” yang berada dalam pengelolaan“Leisure and Cultural Services Department”.Dibawahnya juga tertulis jam buka serta nomer telpon manajer taman.
[caption id="attachment_154747" align="alignnone" width="640" caption="Willans Rock"]
[/caption]
Willan Rock Tempat dimana Bos Triad pun Bertobat
Melewati pintu gerbang ini, pandangan saya terpaku pada sebuah batu karang hias setinggi kira-kita satu setengah meter yang diletakkan di tengah sebuah taman kecil berbentuk lingkaran.Rumput hijau dan dedaunan berwarma merah kecoklatan mengelilingi batu karang itu.
Di depannya sebuah plakat dalam dua bahasa menerangkan tentang batu ini. Batu ini disebut sebagai “ Willans Rock” dan merupakan penghormatan kepada Dr Jean Stone dan Dr Rick Willans yang pada tahun 1968 datang ke Hongkong dan mendirikan “Charismatic Movement” . Kedatangan mereka ini ternyata mampu membuat seorang bos triad yang kecanduan narkotik menjadi “insaf”.Konon puluhan pecandu dari Kowloon City pun berhasil disembuhkan.
[caption id="attachment_154748" align="alignnone" width="640" caption="Model Kowloon Walled City"]
[/caption]
Napak Tilas ke Markas Triad
Perjalanan balik ke tempat yang sekarang bernama Kowloon Walled City Park” ini merupakan sebuah napak tilas. Saya masih ingat di tahun 1980 an, bahkan mendekati tempat ini pun sudah memberikan suasana yang angker. Walaupun pada saat itu tidak ada tembok atau garis pemisah yang jelas, tetapi konon Kowloon Walled Cityadalah wilayah Hongkong yang “bukan Hongkong”, “bukan Cina”, dan juga jauh bukan Inggris. Suasananya sangat seram dan mencekam karena kita seakan-akan dilemparkanke tempat dan waktu dengan dimesi yang berbeda..
Kini saya kembali ke tempat ini, dan tempat ini sudah berubah. Tempat yang dulunya merupakan kumpulan bangunan apartemen kumuh dengan jalan dan lorong-lorongnya yang sempit kini menjadi sebuah taman yang indah.
[caption id="attachment_154749" align="alignnone" width="640" caption="Lorong"]
[/caption]
Saya belok ke kiri melewati sebuah lorong khas Cina yang mirip dengan lorong yang ada di Istana Musim Panas di Beijing. Di kejauhan, di antara taman dengan tumbuhan dan pepohonan yang cantik dan asri, ada paviliun khas Cina dimana terdapat orang sedang duduk bersantai sambil bercakap dan bersendagurau.
[caption id="attachment_154756" align="alignnone" width="640" caption="Sekilas Sejarah"]
[/caption]
Namun sejarah tidak dilupakan karena di taman ini pun disediakan tempat untuk mengenang kembali “kota seribu wajah” ini dimana kita dapat belajar sejarah mengenai Kowloon Walled City ini.Konon, tempat ini merupakan salah satu tempat paling bersejarah di Semenanjung Kowloon dan pada sekitar abad kelimabelas sudah digunakan olehp[ara pegawai kekaisaran Ming dan kemudian menjadi sebuah benteng pada akhir abad ke tujuhbelas.
Daerah ini menjadi penting perannya ketika Inggris mulai menduduki Hongkong pada 1841 . Di kawasanini mulai dibangun sebuah benteng dan dikelilingi tembok tebal dengan enam buah menara pengintai dan empat buah pintu gerbang.
[caption id="attachment_154750" align="alignnone" width="640" caption="Sebuah Pintu Bulan"]
[/caption]
Namun Sejak tahun1898, ketika New Territories disewakan oleh Dinasti Ching kepada Inggris selama 99 tahun, tempat ini mulai ditinggalkan oleh tentara Ching pada 1899. Maka dimulailah era dimana kawasan ini menjadi semacam daerah tidak bertuan. Pada jaman pendudukan Jepang sekitar 1941-45, , tembok yang mengelilingi kota ini diruntuhkan dan batu batunya digunakan untung perluasan Bandara Kai Tak. Dan setelah perang dunia II selesai, pembangunan rumah susun yang kumuh pun dimulai tanpa perencanaandan ijin sah. Disini, tidak ada hukum yang berlaku, baik hukum Cina yang Komunis, maupun Hongkong yang British. Akibatnya banyak penjahat, dan kegiatan dunia bawah tanah berlangsung di kawasan ini tanpa polisi Hongkong bisa berani turut campur.
[caption id="attachment_154751" align="alignnone" width="640" caption="Meriam "]
[/caption]
Untungnya, pada 1987 dengan persetujuanpemerintah Cina , disepakati untuk meruntuhkan semua bangunan ilegal yang ada di kawasan ini untuk diubah menjadi sebuah taman kota. Dan proses meruntuhkan kota bersejarah ini pun selesai pada 1994.
[caption id="attachment_154755" align="alignnone" width="640" caption="Sebuah Tugu"]
[/caption]
Untuk melengkapi sejarah kota ini, sebuah model yang dibuat dari perunggu dipamerkan di ruang terbuka dan di dekatnya ada sebuah tembok yang diukir dengan kisah mengenai Kowloon City ini. Menyaksikan model Kowloon Walled City, membuat saya terbayang kembali dengan “keangkeran” kota aslinya yang kumuh. Tempat dimana waktu dan arah perkembangannya seakan-akan terpisah dari kemajuan dan ketertiban koloni Inggris yang bernama Hongkong atau Pelabuhan Harum ini.
[caption id="attachment_154760" align="alignnone" width="640" caption="Pidato Monolog"]
[/caption]
Matahari sudah mulai akan tenggelam ketika saya mulai berjalan kembali menuju pintu gerbang. Di sebuah jembatan lengkung, seorang lelaki tua tampak sedang mengadakan monolog dalam bahasa Kanton yang saya tidak mengerti. Lelaki ini berpakain lusuh dengan rambut agak gondrong dan awut-awutan. Dia terus berteriak sekakan-akan sedang berpidato. Namun pendengarnya hanyalah pepohononan dan taman yang mulai sepi.