Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Satu Masjid Dua Taraweh: Lawatan ke Masjid-masjid di Mancanegara (15)

Diperbarui: 5 Agustus 2015   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Wina adalah sebuah kota yang romantis. Terkenal sebagai kota musik, dimana konser Beethoven, Mozart, dan juga Strauss dapat kita saksikan hampir setiap malam di gedung opera, konser, bahkan juga istana dan taman-taman.Selain itu, kota ini juga terkenal dengan sungai Donau, yang menjadi termashur melalui waltz“Blue Danube”.

 

Info pertama tentang masjid yang ada di pusat kota Wina adalah masjid Al-Hidayah yang beralamatkan di Praterstrasse 52. Dengan metro jalur U1, kami turun di stasiun Nestroyplatz dan kemudian berjalan menyusuri Praterstrasse.

Namun , sesampainya di alamat yang dituju, tempa yang dinamakan masjid ini sesungguhnya sebuah apartemen berlantai empat yang juga dijadikan markas Islamisches Vereinigung in Österreich atau Persatuan Islam Austria. Di tempat ini juga dijual buku-buku mengenai Islam dalam berbagai bahasa dan informasi umum mengenai Islam. Di samping itu ada juga sebuah kantin kecil yang menjual makanan halal. “Kalau mau melihat masjid, silahkan pergi ke Islamic Center di tepi sungai Donau” demikian ucap penjaga masjid Al-Hidayah. “Tinggal naik Metro U1 kemudian ganti U6 dan turun di stasiun Neue Donau.” Demikian tip untuk menujun Vienna Islamic Centre yang juga merupakan masjid terindah dan terbesar di negri Mozart dan Strauss ini.

 

Ketika kereta melintas di atas sungai Danube menuju stasiun Neue Donau, dari kejauhan sudah kelihatan masjid dengan satu menara dan kubah hijaunya, Bangunan masjid dicat warna putih. Sesampainya di stasiun, cukup berjalan kaki menyusuri tepi sungai, Di tepi sungai ini, yang merupakan sebuah pulau di tengah sungai Donau, banyak sekali warga dan turis yang sedang berekreasi. Apalagi di bulan-bulan musim panas dimana matahari bersinar sampai pukul 9 malam lebih. Walaupun mereka tidak berenang, banyak yang hanya berjemur dengan pakain bak di kolam renang atau pantai Kuta.

Pemandangan yang menarik juga dalam perjalanan menuju masjid. Kata saya dalam hati.! Setelah berjalan sekitar lima menit, sampailah kita di halaman masjid. Sore itu banyak sekali orang berkumpul. Rupanya ada semacam bazaar dimana ada beberapa stand menjual makanan dan pakaian. Sekilas, kebanyakan pengunjung berwajah timur tengah. Walaupun ada sebagian berwajah Eropah maupun Asia. Pintu utama masjid terletak di lantai dua, sehingga kita harus menaiki lebih dari dua puluh anak tangga yang lebar mirip masjid Al Azhar di Kebayoran. Di lantai atas sebelah kiri terdapat prasasti dari granit berwarna hitam. Tertulis dengan huruf emas dalam bahasa Jerman tentang sejarah pembangunan masjid ini.

 

Tertulis di prasasti dalam bahasa Jerman yang terjemahannya kira-kira sebagai berikut: "Vienna Islamic Centre. Pembangunan atas inisiatif beberapa kedutaan besar negara-negara Islam, terutama Yang Mulia Raja Feisal bin Abdul Azia dari Saudi Arabia. Peletakan Batu Pertama pada 28 Februari 1968. Diresmikan pada 20 November 1979 bertepatan 1 Muharram 1400 H oleh Presiden Austria, DR. R..Kirschschlager.Tinggi Menara 32 meter. Kubah 16 meter. Arsitek Ing R. Lugner."

Kami memasuki beranda dalam masjid. Di sebelah kiri ada sebuah vending machine yang menjual makanan kecil seharga 1 Euro. Sementar di pojok kanan terdapat sebuah kios yang menjual buku-buku Islam. Sebuah vending machine lain juga menjual minuman panas seharga 80 sen Euro. Untuk menuju tempat wudhu, kita harus turun ke lantai dasar dan keluar menuju halaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline