Mencintaimu Walau Terlambat
Aku adalah senja yang datang padamu. Menghampirimu di ufuk waktu. Kota kota telah ditelan gelombang. Gedung gedung jadi bayang yang memisahkan kita.
Anak anak hujan telah pergi. Mereka tak lagi berbaris baris di dekat jedela pagi.
Kadang...sepi itu bagai hantu. Atau bagai tangan maut yang halus.
Ini adalah senja di sebuah tikungan dalam perjalanan jam. Dari detik ke detik. Terus menghampirimu. Merekam garis garis wajah dengan rupa logaritma dalam ribuan tautan keindahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H