Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Taufik Poli

Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Pembangunan Indonesia Manado

Memaknai Kembali Kebebasan

Diperbarui: 26 November 2019   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nalarpolitik.com

Derasnya sebuah tuntutan tentang kebebasan membuat kita kembali merenungkan seberapa besar pengaruh kebebasan dalam kehidupan dan bagaimana sesungguhnya makna kebebasan. Kebebasan seringkali menjadi tuntutan yang fundamental, hal ini juga berjalan seiringan dengan kegagalan memahami kebebasan. 

Konsepsi tentang kebebasan seringkali dikemukakan secara kacau, misalnya, kebebasan merupakan syarat penting penjaminan kehidupan manusia, oleh karena itu Negara dan struktur social bertanggung jawab akan "kebebasan kacau" semacam ini.

Jika menuntut kebebasan karena desakan ego semata, seringkali kita lupa mempertimbangkan implikasi ego kebebasan itu, ini menghantarkan kita pada kondisi subjektivitas melihat kebebasan. Dengan begitu timbul pertanyaan bahwa bagaimana kita melihat kebebasan secara objektif ?

Mengenai implementasi kebebasan dalam struktur social seringkali kontradiktif dan dilematis, mengapa ? kita menuntut untuk bebas sedangkan norma hukum mengekang kebebasan, dan apakah ini hal yang salah ? tidak. 

Hukum mencegah si kuat untuk mendominasi kebebasan si lemah. Hukum pada hakikatnya melindungi kebebasan karena hukum itu sendiri terbatas. Hukum tidak secara mutlak menghilangkan kebebasan, artinya kebebasan ada ketika kebebasan tidak mendominasi kebebasan lain. Porsi kebebasan yang banyak membuat kebebasan yang lain menjadi sedikit. 

Jika seseorang mempunyai kebebasan berlimpah, artinya ada orang lain yang kekurangan kebebasan. Sebuah pembatasan kebebasan karena hukum walaupun terasa berat tetap kita akui dan kita terima dengan alasan bahwa hukum itu perlu keberadaannya.

Kita mempunyai tafsir dan interpretasi yang beragam mengenai kebebasan, tetapi jika itu dimaknai sebagai kehidupan yang bebas dari segala aturan merupakan kesalahan yang sangat fatal. 

Manusia, jika dia bermasyarakat secara bertanggung jawab, dia akan melaksanakan kebebasannya secara bertanggung jawab sosial: memperhatikan implikasi penggunaan kebebasan dan implikasi terhadap kebebasan itu di masyarakat. Artinya kebebasan bukan dimaknai sebagai kehidupan yang ditentukan menurut kemauan sendiri tanpa berpikir implikasi kebebasan fatal itu.

Kebebasan harus memperhatikan tanggung jawab social, sebagai mahluk yang berakal budi, manusia mempunyai tanggung jawab social di dalam masyarakat, kita dihadapkan pada hak dan kewajiban. 

Jika kewajiban untuk menjaga kondusifitas social tidak diindahkan maka hak untuk mendapatkan kondusifitas social tidak bisa didapatkan. Hak menuntut tanggung jawab.

Bagaimana kemudian kebebasan dapat dihargai dalam masyarakat ?. Sikap untuk menghargai kebebasan dalam masyarakat sudah ada dalam masyarakat itu. Masyarakat dalam kondisi kesosialannya mengandalkan moralitasnya untuk bermasyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline