Pada bulan Agustus tahun 2022, Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal sebuah Fakultas Kedokteran Negeri di Padang mengadakan pengabdian masyarakat untuk siswa-siswi SMP se kota Sawahlunto. Kami berangkat dari Padang pagi dan harus menghadapi kemacetan hampir 1,5 jam di tanjakan Sitinjau Laut (tanjakan yang menghubungkan kota Padang dengan jalur lintas Sumatera bagian tengah dikarenakan adanya longsor.
Sekitar Zuhur, kami tiba dikota tambang batubara warisan pemerintah kolonial Hindia Belanda yaitu kota Sawahlunto. Penelitian batubara pertama kali dilakukan oleh beberapa geolog asal Belanda yaitu Ir. C. De Groot van Embden pada tahun 1858, kemudian dilanjutkan oleh Ir. Willem Hendrik de Greve pada tahun 1867 atas perintah pemerintah Hindia Belanda. Dalam penelitian De Greve, diketahui bahwa terdapat 200 juta ton batu bara yang terkandung di sekitar aliran Batang Ombilin.
Sejak penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mulai membangun kota kecil yang dapat memudahkan eksploitasi batu bara di Sawahlunto. Adalah kisah para tahanan dari luar Sawahlunto yang dijadikan buruh kuli batubara oleh pemerintah kolonial, sehingga penambangan batubara tak pernah bisa lepas dari kisah pahit orang rantai.
Pahlawan nasional Indonesia berasal dari kota ini adalah Mr. Mohammad Yamin. Beliau adalah seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus dan juga pelopor sumpah pemuda. Djamaluddin Adinegoro merupakan saudara tokoh tersebut dibidang pers nasional yang namanya dijadikan nama penghargaan tertinggi bagi karya jurnalistik Indonesia, Hadiah Adinegoro. Tokoh pers lainnya asal Kota Sawahlunto adalah Ani Idrus, seorang wartawati senior.
Masjid Agung Nurul Islam atau juga dikenal sebagai Masjid Agung Sawahlunto adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Kelurahan Kubang Sirakuak Utara, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat. Lokasinya berjarak sekitar 150 meter dari Museum Kereta Api Sawahlunto.
Masjid yang dibangun pada masa penjajahan Belanda ini pada awalya merupakan bangunan pusat pembangkit listrik bertenaga uap. Bangunan itu dibangun pada tahun 1894 dan berubah fungsi menjadi masjid sejak tahun 1952, sementara cerobong asapnya kemudian dijadikan sebagai menara dengan tambahan kubah setinggi 10 meter.
Sekian---TH