Lihat ke Halaman Asli

Dr.Taufik Hidayat

dokter forensik

Shalahuddin Al-Ayyubi: Riwayat Hidup Legenda dan Imperium Islam (John Man)

Diperbarui: 20 Juni 2023   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Shalahuddin Yusuf Al Ayyubi adalah seorang pahlawan besar Islam yang bukan beretnis Arab. Ia adalah seorang Kurdi yang dilahirkan sekitar tahun 1138 M di Tikrit, wilayah kekhalifahan Abbasiyah. Ayah Yusuf bernama Najmuddin Al Ayyubi yang merupakan seorang gubernur Tikrit. Yusuf juga memiliki seorang paman prajurit tangguh bernama Asaduddin Syirkuh. Orang lain yang selalu disandingkan dengan Yusuf adalah Nuruddin Zangi, penguasa Suriah yang luarbiasa.

Ketika Yusuf dan ayahnya datang ke Damaskus sekitar abad ke-12, kejayaannya sebagai ibukota kekhalifahan Umayyah telah lama pudar. Dunia Islam sudah kacau balau oleh berbagai dinasti yang saling bersaing. Berbagai aliran dalam Islam saling berseberangan jalan, terutama antara Sunni dengan Syiah, termasuk kaum Hasyasyin (candu). Pasukan Salib I (pada akhirnya semua pasukan salib dikenal sebagai orang Frank) seabad sebelum kelahiran Yusuf juga ikut memorakmorandakan dunia Islam termasuk jatuhnya Jerusalem ketangan orang-orang Kristen.

Nah, tak banyak prestasi Yusuf yang bisa diceritakan sebelum ia menjadi pahlawan penaklukan kembali Jerusalem. Kehidupannya nyaris tertutupi oleh 3 orang hebat yaitu Najmuddin (ayahnya), Syirkuh (pamannya) dan Nuruddin (pemimpin Islam).

Singkat cerita, pada Juli 1187 terjadilah pertempuran Tanduk Hattin antara tentara Salib kerajaan Jerusalem (pimpinan Raja Guy of Lusignant) dengan pasukan Islam dibawah pimpinan penguasa dinasti Ayyubiyah (Mesir-Syria) Shalahuddin Al Ayyubi. Pasukan Islam membunuh sebagian besar tentara Salib dan juga menawan sisanya. Jerusalem jatuh ke tangan Islam untuk kedua kalinya. Hal inilah nantinya yang menjadi pemicu perang Salib ke-tiga.

Pada saat puncak pertempuran, pasukan Ayyubiyah diuntungkan oleh pasokan air danau Tiberias. Dengan strategi, pasukan Ayyubiyah berhasil membuat kavaleri pasukan Salib tercerai berai begitu juga dengan knight templar mereka, dibantai oleh pasukan Ayyubiyah.

Pada bulan September 1187, Shalahuddin tiba di Jerusalem. Kota Jerusalem yang dipimpin Balian sedang dilanda berbagai krisis, termasuk krisis kesetiaan orang kristen Armenia, Yunani dan Syria yang selama ini diperlakukan buruk oleh Kristen Barat.

Ketentuan penyerahan diri orang-orang Kristen Jerusalem dilaksanakan pada bulan Oktober yaitu dengan uang tebusan 10 dinar untuk laki-laki, 5 dinar untuk perempuan dan 1 dinar untuk anak-anak, yang harus dilunasi dalam waktu 40 hari, jika tidak maka akan dijadikan budak.

Shalahuddin Al Ayyubi wafat di Damaskus pada 4 Maret 1193 dalam usia 55 tahun akibat sakit. Beliaulah pahlawan besar Islam (sunni) yang telah membersihkan kompleks Masjidil Aqsha dari salib dan mengembalikannya ketangan kaum muslimin setelah 88 tahun berada dalam cengkraman pasukan Salib Eropa. Kepahlawanannya dalam perang Salib tetap dikenang baik oleh kawan maupun lawan karena sikap beliau yang penuh welas asih. Setelah penaklukan Jerusalem inilah, nama Shalahuddin Al Ayyubi menjadi bersinar sampai sepanjang zaman. Beliau dimakamkan dikompleks Masjid Bani Umayyah, Damaskus.

Sekian-TH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline