Lihat ke Halaman Asli

Taufik Hidayat

Seorang pengembala

Makna kemerdekaan Bagi setiap Individu

Diperbarui: 14 Agustus 2024   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merdeka

Pada bulan Agustus terdapat salah satu perayaan besar di Indonesia yaitu hari ulang tahun kemersekaan republik Indonesia yang kebetulan tahun ini adalah tahun ke 79 Indonesia merdeka. Tentunya untuk mencapai kemerdekaan ini bukanlah yang mudah kita tentu tahu perjuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan.

Secara harfiah, "merdeka" berarti bebas atau tidak terikat. Dalam konteks sosial atau politik, ini sering merujuk pada kondisi di mana suatu bangsa atau individu tidak berada di bawah kendali, penindasan, atau penjajahan pihak lain. Kata ini menggambarkan keadaan di mana seseorang atau suatu negara memiliki kebebasan penuh untuk menentukan keputusan dan nasibnya sendiri.
Setiap individu berhak memaknai kata "merdeka" berdasarkan definisinya masing-masing, ini tergantung dari kehidupan sosialnya. Dari kacamata seorang ayah makna merdeka bisa terwujud apabila semua kebutuhan keluarganya baik kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi. Sehingga terbebaslah aya dari semua belenggu yang menjadi kewajibannya. Ini tentu berbeda jika makna merdeka kita alihkan kepada seorang petani. Mungkin bagi seorang petani makna merdeka adalah ketika harga pupuk terjangkau serta hasil tani yang dijual, dibeli dengan harga yang tinggi. Sehingga keuntungan yang dihasilkan pun telah mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhannya. Merdekalah seorang petani. Bagi soerang supir angkot, makna merdeka bisa dirasakan apabila penumpang selaly memenuhi joknya, harga BBM terjangkau serta beban setoran tidak terlalu tinggi. Baru makna merdeka bisa dirasakan oleh seorang supir angkutan umum. 
Semua orang mempunyai definisi tersendiri mengenai merdeka. Tergantung dari kehidupan sosialnya. Namun, yang harus kita ingat adalah satu hal, bahwa tidak ada yang benar-benar hidup merdeka di dunia ini. Kecuali dia yang pandai bersyukur.
Wallohualam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline