Lihat ke Halaman Asli

taufik hidayat

Aktivis politik dan penggiat pendidikan

The Butterfly Effect

Diperbarui: 8 Januari 2021   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Oleh Taufik Hidayat

Jum'at tanggal 20 Nopember 2020, sekitar jam 10 pagi, buku istimewa itu datang menemuiku. Istimewa karena judulnya. Istimewa karena pengarangnya. Istimewa karena ada tanda tangan dan pesan tulisan tangan dari pengarangnya. Dan istimewa karena ada jejak langkah istimewa juga yang menyertai kedatangannya.

Dari sisi judul, jelas istimewa karena itu berasal dari sebuah teori tentang kekuatan himpunan hal-hal kecil yang sering dianggap tidak berarti, tetapi ternyata bisa menghasilkan hal yang sangat besar. Hal yang luar biasa arti dan dampaknya. Teori atau istilah yang pertama kali dipakai oleh Edward Norton Lorenz ini merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brasil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian.

Buku ini istimewa karena pengarangnya istimewa. Bagi yang beraktvitas di KMO (Kelas Menulis Online) dan SMA (Sahabat Menulis Alineaku)  tentu  semua sudah tahu siapa Pak Cahyadi Takariwan dan bagaimana keistimewaannya. Beliau adalah mentor utama kepenulisan disana. Telah menulis lebih dari 50 buku, diantaranya adalah Pernik-Pernik Rumah Tangga Islami, Agar Cinta Menghiasi Rumah Tangga Kita, Wonderful Family dan lain-lain.

Pak Cah, begitu panggilan populernya adalah seorang Kompasianer juga. Beliau  peraih penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center"

"Terlepas dari apa yang ditemukan oleh Edward Lorenz Norton yang mencetuskan teori The Buterfly Effect, namun saya bisa menerima sebuah asumsi, bahwa sesuatu yang kecil bisa memberikan pengaruh yang besar. Kebaikan yang tampak kecil, bisa memiliki pengaruh yang dahsyat dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara." Tulisnya dalam pengantar buku itu.

"Satu suara yang kita berikan untuk memilih calon pemimpin, akan memberikan makna yang luar biasa besarnya bagi upaya perbaikan dan pembangunan bangsa." Sambungnya. Pesan yang sangat aktual terkait pelaksanaan pilkada serentak yang prosesnya sedang berlangsung saat ini.

Istimewa karena dalam buku yang kini selalu lekat denganku, ada tanda tangan asli Pak Cah dan tulisan asli berisi pesan yang sempat membuat titik air mataku, "semoga sukses selalu dunia akhirat". Pesan berupa doa yang sangat mengena untukku. Terima kasih Pak Cah, doa yang sama untukmu juga.

Buku itu istimewa karena kehadirannya di rumahku bukan karena aku beli di toko buku, atau  aku beli secara online. Namun, ia merupakan kiriman dari Mba Hetty Ariffin, sebagai hadiah atau kenang-kenangan  atas peran sertaku sebagai salah satu pemberi pesan dan kesan pada acara istimewa di SMA. Itu lho, acara Meet and Greet SMA. Masih ingat, kan?

Bagi yang belum tahu, baiklah kuceritakan sedikit. Acara Meet and Greet SMA merupakan acara    bertemu dan saling menyapa secara daring yang diadakan dalam rangka  pengumuman chalengge Sumpah Pemuda SMA pada hari Sabtu 07 November 2020. Saat itu hadir Pak Cah dan Ibu Ida Nurlaela (istri sekaligus teman mentoring kepenulisan) dan berbicara atau berdialog secara langsung dengan anggota SMA.

Buku The Butterfly Effect, Kepakan Sayap Kebaikan di Setiap Detak Kehidupan, karya Pak Cah, memang istimewa. Baru di kata pengantarnya saja kita sudah dibuka wawasan bahwa banyak hal-hal kecil yang selama ini  kita anggap tidak penting, ternyata bisa menjadi berarti. Istimewanya lagi, Pak Cah secara manis tanpa kesan menceramahi, memasukkan pemahaman agama tentang mengapa hal-hal itu bisa terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline