Bulutangkis Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ditargetkan meraih 3 medali emas, kenyataannya hanya menelan kekecewaan. Tidak satu medalipun hadir dari bulutangkis di Asian Games.
PBSI menasbihkan diri menjadi pencipta rekor terhancur sepanjang sejarah bulutangkis Indonesia di Asian Games sejak 1962. Bayangkan, terhancur? Terburuk? Terambyar...
Pada mula jelang Asian Games, Ketum PBSI Firman Sempurna tidak berani secara gamblang membeberkan target PBSI di event empat tahunan itu. Namun Kabinpres PBSI, Rionny Mainaky memasang badan dan mengumbar kepada media target 3 medali emas.
Sebenarnya target itu cukup rasional atau dapat diterima akal sehat. Emas pertama diharapkan datang dari beregu putra yang diumumkan sebagai unggulan pertama yang diisi oleh peringkat terbaik se-Asia.
Target berikutnya, Rionny membutuhkan emas dari tunggal putra dimana Anthony Sinisuka Ginting menjadi unggulan pertama dengan label peringkat 2 dunia. Begitupun ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang otomatis menjadi unggulan pertama karena menduduki peringkat 1 dunia.
Eksekusi di lapangan begitu morat-marit. Penampilan Indonesia ternyata bergoyangan sejak hari pertama penyisihan. Beregu putri dilumat China 0-3. Beregu putra sebagai unggulan 1 juga terdramakoreakan 1-3. Fans marah, mereka kecewa, inilah rekor terburuk beregu putra yang gagal medali sejak 1962. Namun kecewa dan amarah tidak sampai disana.
Kehancuran Indonesia masih nagih ke hari berikutnya. Ketika nomor perorangan dimainkan. Hari pertama dan kedua sudah ada wakil yang membubarkan diri.
Memasuki babak 16 besar, 5 wakil masuk peti sedangkan 3 lainnya berhasil ke babak perempatfinal. Hari puncak tenggelamnya PBSI memuncak di hari Kamis (5/10/2023). Tiga wakil di perempatfinal terzalimi dan membuat Indonesia secara total hancur lebur di Asian Games kali ini.
Hasil Pertandingan Perempatfinal Badminton Asian Games 2023 (5/10)