Lihat ke Halaman Asli

Taufik Derajat

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta

Budaya Komunikasi Keluarga

Diperbarui: 18 November 2021   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Oleh Taufik Derajat, Nina Yuliana

Manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain secara interpersonal. Setiap individu memiliki konsep diri nya masing-masing. Budaya pun menjadi faktor penentu konsep diri dalam berkomunikasi. 

Salah satu nya adalah komunikasi budaya dalam keluarga. Kita tahu keluarga adalah bentuk organisasi kecil yang menyatukan antara laki-laki dan perempuan dalam ikatan pernikahan yang tentunya memiliki ras dan budaya yang berbeda sejak kecil. 

Ada berbagai suku keluarga dari beragam daerah seperti keluarga Jawa, Sunda, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Papua, atau bahkan pernikahan berbeda suku. Ada juga budaya kebiasaan pribadi yang sejak kecil dilakukan oleh orang tua.

Sebagai contoh adalah keluarga penulis dengan teman penulis. Saya adalah anak yang terlahir dari kedua orang tua yang berbeda ras, Ibu berasal dari Lampung dan Ayah dari tanah sunda. Keduanya memiliki dua budaya yang berbeda. Lalu ada teman penulis yang keluarganya berasal dari tanah Banten.

Dalam keluarga penulis, setiap hari tentu miliki banyak sekali komunikasi soal budaya yang dibicarakan. Saya pernah bertanya ke ibu penulis tentang adat pernikahan dari sukunya, ia bilang kalau tradisi jika melaksanakan pernikahan disana, seperti membeli mempelai wanita. Keluarga besar si laki laki harus memberi seserahan yang cukup besar nilainya kepada keluarga perempuan.

Lalu budaya bahasa, di lingkungan saya cukup banyak orang yang berasal dari Lampung, termasuk adik ibu yang tinggal berdekatan. Sering kali Ibu berbicara bahasa Lampung dalam hari harinya. Ayah pun juga, jika ada orang yang berbahasa sunda sering kali menggunakan bahasa sunda untuk berkomunikasi. Saat dirumah, kami berbahasa Indonesia namun terkadang orang tua saya suka terbawa bawa bahasa daerahnya masing-masing.

Dalam hal keagamaan, Ayah saya cukup kuat dan rajin, karena mengikuti suatu tarekat islam, ia juga mengajarkan kepada keluarga, budaya positif yang biasa ia dapatkan dari gurunya.

Sedangkan untuk teman penulis, ia yang merupakan keluarga dari Banten ini memiliki beberapa budaya yang unik juga. Mulai dari adat pernikahan, di keluarga nya tidak banyak adat yang besar dalam pernikahan, namun dalam sajian kepada orang orang, hal yg harus diberikan adalah membuat nasi tumpeng.

Lalu dari segi bahasa, bisa dibilang keluarga teman saya ini sehari hari kental dengan bahasa Banten, seperti bahasa Sunda dan Jawa Serang. Dan dalam keagamaan, orang yang berasal dari Banten biasanya cukup kental soal agama Islam, keluarga teman penulis ini banyak sekali santri salafi yang membuat kehidupannya banyak kegiatan keagamaan.

Dapat dilihat terdapat perbedaan budaya dari dua keluarga yang berasal dari ras berbeda, mulai dari bahasa, adat, gaya keagamaan, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline