Lihat ke Halaman Asli

Taufik Bilfaqih

Ketua Yayasan Alhikam Cinta Indonesia | Politisi PSI

Doa dan Ilmu Memahami

Diperbarui: 10 November 2019   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu Saya Membacakan Doa (dokpri)

Begini, Aku baru saja diminta oleh Master Of Ceremony (MC) untuk membacakan doa penutup pada Rakor Perencanaan Pengawasan Pilkada Serentak 2020 di Sulut, yang digelar oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara.

Aku tak pandai merangkai kata (bahasa Indonesia) dalam doa, seperti teman-teman Kristen. Entah mengapa mereka begitu lancar dalam berdoa, apakah karena menghapal atau sudah terbiasa. Kuputuskan berdoa dengan bahasa Arab. Bukan karena pandai berbahasa itu, tapi karena Aku hafal doanya sedari kecil.

Dalam doaku, di tengah-tengah kawan-kawan Kristen, ada satu permohonan kepada Sang Empunya Semesta Alam, agar senantiasa memberikan petunjuk dalam memahami semua situasi menjelang, saat dan sesudah perhelatan akbar ini terjadi.

Dalam bahasa Indonesia, kurang lebih begini maksud doaku;

"Tuhan, berikan Kami ilmu memahami, sebagaimana para Nabi dulu yang mampu memahami perintahMu... Berikan Kami ilmu memahami, sebagaimana para Wali-mu dan para ulama yang mencintaiMu, mampu memahami kandung maksud laranganMu..."

Doa ini, meski dibaca dalam bahasa Arab, Aku yakin teman-teman Kristen yang hadir tadi sedikit banyak memahami maksud doa tersebut, karena ada kata-kata "fahman, bi fahman..."

Pokok intinya, Aku berharap doa ini makbul buat Aku dan teman-teman pengawas pilkada agar kuasa memahami setiap tugas dan fungsi serta tanggung jawab sebagai penyelenggara. Aku juga berharap agar para kontestan nanti akan benar-benar diberi ilmu memahami setiap aturan dan mekanisme pencalonan serta merebut hati rakyat tanpa prilaku yang buruk.

Aku sadar, semakin canggih aturan dibuat, semakin kreatif juga cara-cara jahat untuk mensiasati hukum. Semoga Tuhan, memberikan ilmuNya yang luas demi Kami, penyelenggara dan peserta Pilkada, kuasa menjalankan amanat ini dengan baik dan profesional.

Aku pun memimpikan, agar Tuhan memberi ilmu memahami kepada semua kalangan, untuk peka', peduli, aktif dan mengontrol semua perhelatan pada hajatan demokrasi itu.

Tidak luput, dalam doa, Aku ingin Tuhan menggerakkan hati Pemerintah untuk dapat memahami permohonan penyelenggara pilkada terkait besaran anggaran. Hingga akhirnya dapat merealisasikan kebutuhan tersebut.

Nah, untuk doa terakhir ini, keningku agak mengkerut. Aku sedikit khusyu'. Sebab, hingga saat ini Bawaslu dan KPU di Manado, belum ada kesepakatan bersama Pemkot. Butuh ilmu memahami yang utuh agar terjadi pemakluman mengapa penyelenggara pilkada sangat berharap dan konsisten mempertahankan angka dana hibah. Tak lain dan bukan, semua diukur dan disiapkan demi kualitas dan kesuksesan pilkada di Manado.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline