Keluarga Harmonis, Alam Terjaga
/Kababes
Indonesia, sebuah negeri yang kaya akan budaya, bahasa, dan alam. Dari Sabang hingga Merauke, kita memiliki ragam adat, tradisi, dan kepercayaan yang berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Namun, di balik keberagaman itu, ada satu kesamaan yang harus kita jaga bersama---yaitu bagaimana budaya kita bisa menjadi kekuatan dalam melestarikan alam.
Budaya Indonesia, pada dasarnya, bukan hanya tentang apa yang kita wariskan dari masa lalu, tetapi bagaimana kita menghidupkan dan menerapkannya di dunia modern ini. Salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki budaya Indonesia adalah kearifan lokal yang mendalam terhadap alam. Dalam banyak tradisi kita, ada pemahaman yang sangat jelas tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Kita tahu betul bahwa alam bukanlah sesuatu yang bisa kita eksploitasi semena-mena. Alam adalah sumber kehidupan yang harus kita jaga, bukan hanya untuk diri kita, tetapi juga untuk anak cucu kita.
Di Bali, misalnya, kita mengenal sistem subak, yaitu sistem irigasi yang mengatur cara bertani dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam. Di masyarakat Dayak, ada aturan adat yang melarang perusakan hutan sembarangan. Di Aceh, Seuneubok atau Panglima uteun yaitu petua adat yang Memimpin dan mengatur pelaksanaan adat yang berkenaan dengan pengelolaan dan pelestarian hutan, juga telah mengajarkan kita untuk tidak merusak alam, karena kerusakan pada alam akan membawa bencana pada kehidupan manusia.
Sayangnya, saat ini kita sering terjebak dalam godaan pembangunan yang serba cepat. Hutan ditebang, lahan pertanian diubah menjadi perumahan, dan sungai-sungai tercemar. Kita sering kali lupa bahwa alam ini adalah warisan yang harus kita jaga dengan bijak. Budaya Indonesia mengajarkan kita bahwa hidup yang harmonis dengan alam adalah suatu keharusan, bukan pilihan. Seperti pepatah yang mengatakan, "alam tak dapat dipungkiri," yang berarti kita harus menerima kenyataan bahwa alam memiliki aturan-aturannya sendiri. Dan jika kita tidak tunduk pada aturan-aturan itu, kita yang akan menderita.
Namun, kita harus percaya, ada harapan. Budaya Indonesia tidak pernah mati. Ia terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Banyak generasi muda yang mulai menyadari pentingnya menjaga alam. Mereka memulai gerakan-gerakan kecil, seperti menanam pohon, mengurangi penggunaan plastik, hingga memperjuangkan konservasi alam. Kita harus percaya, kita semua bisa belajar dari budaya dan adat istiadat kita yang kaya akan kearifan ini untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap alam.
Budaya Indonesia adalah penanda identitas. Ia memberi warna pada siapa kita. Di balik sebuah tarian tradisional, ada sejarah panjang yang kadang penuh air mata, ada nilai yang sering kali hanya bisa dirasakan, bukan diucapkan. Tetapi, ironisnya, ketika zaman terus berubah, budaya kita terkadang terpinggirkan. Seperti layaknya benda antik yang dipajang, indah tapi hanya sekadar dilihat, jarang betul-betul kita hayati.
Namun, inilah tugas kita. Bukan hanya untuk menjaga tradisi, tetapi juga untuk menghidupinya dalam kehidupan kita sehari-hari. Budaya bukan hanya soal menjaga apa yang sudah ada, tetapi juga soal bagaimana kita mengembangkannya. Kita tak boleh takut jika budaya kita berubah, selama esensinya tetap kita pegang.
Melestarikan alam bukan hanya soal menghindari kerusakan, tetapi juga soal bagaimana kita menghidupkan kembali nilai-nilai yang sudah ada dalam adat istiadat dan budaya kita. Kita bisa menggali lebih dalam tentang bagaimana nenek moyang kita menjaga alam dan menerapkannya dalam kehidupan modern. Kita bisa mulai dengan hal-hal kecil, seperti memilih produk yang ramah lingkungan, mendukung upaya-upaya konservasi alam, dan tentu saja, mengajarkan kepada generasi berikutnya tentang pentingnya mencintai alam.