Lihat ke Halaman Asli

Taufik

Freelancer Berdaulat

Di Balik 15 Hari Perjalanan Pemasangan Kamera Trap di TN Gunung Leuser

Diperbarui: 5 November 2024   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zikri, salah satu tim dari kegiatan pemasangan kamera trap di kawasan konservasi (dok. zikri)

Penulis: Zikri / Anggota KSM Rimueng Aulia, Panton Luas-Aceh Selatan

Selama 15 hari, tim pemasangan kamera trap terjun ke dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) untuk memasang kamera trap. Tujuannya adalah memantau satwa liar, termasuk spesies langka seperti harimau sumatera, gajah, dan badak. Perjalanan ini bukan hanya tentang pemasangan alat, tetapi juga tentang tantangan alam, mulai dari medan yang sulit hingga kondisi cuaca ekstrem. Tim harus bekerja keras sambil memastikan tidak mengganggu habitat alami satwa. Kamera trap ini diharapkan membantu memperkaya data konservasi dan menjadi langkah penting dalam upaya perlindungan keanekaragaman hayati TNGL.

Tulisan berikut  ini akan saya bagi kisah tentang perjalanan luar biasa kami menuju camp induk, demi persiapan pemasangan camera trap di tengah hutan gunung leuser yang masih alami. Perjalanan ini nggak main-main, butuh tenaga ekstra dan tekad yang kuat karena memakan waktu sekitar 8 hari sampai kami bisa mencapai camp induk.

Persiapan Tim

Pertama-tama, sebelum mulai perjalanan, kami mempersiapkan semua kebutuhan dengan packing ke dalam carrier. Bayangkan, satu carrier yang udah diisi penuh bisa mencapai bobot sekitar 40-50 kg! Setiap orang memikul beban seberat itu selama perjalanan panjang ini, jadi persiapan fisik dan mental jelas harus maksimal.

Melewati Berbagai Camp Hingga ke Camp Induk

Di sepanjang perjalanan, kami melewati beberapa camp, yang menjadi titik-titik istirahat dan orientasi. Ada beberapa camp yang kami singgahi sebelum akhirnya mencapai tujuan akhir di camp induk:

  1. Camp Kepala Jembatan
  2. Camp Durian
  3. Camp Pakis
  4. Camp Tanjakan Babi
  5. Camp Drum
  6. Camp Rotan
  7. Camp Terakhir
  8. Camp Induk

Di antara semua camp ini, camp yang paling membekas di hati kami adalah Camp Tanjakan Babi. Di sinilah, tantangan terberat muncul.

Tantangan Berat di Camp Tanjakan Babi

Camp Tanjakan Babi benar-benar menyuguhkan pengalaman yang nggak terlupakan. Jalur menuju ke sana adalah yang paling sulit dilalui, dengan jalan yang penuh semak-semak dan tanah yang sangat gembur. Dengan beban carrier yang berat, langkah kami dihadapkan pada tantangan luar biasa. Setiap kali berjalan 2 meter ke atas, kami harus siap terpeleset dan mundur sejauh 5 meter ke bawah lagi karena tanahnya licin dan gembur.

Tapi semua kesulitan itu terbayar ketika kami akhirnya sampai di puncak Tanjakan Babi. Pemandangan dari atas sini sangat indah, dengan panorama pegunungan yang menghampar di hadapan kami. Kami bahkan bisa mengakses jaringan internet di sini! Camp ini menjadi tempat kami beristirahat dan menikmati suasana sambil ngecamp semalam.

Trek Menantang Menuju Camp Drum

Setelah bermalam di Camp Tanjakan Babi, kami melanjutkan perjalanan yang makin menantang. Trek yang kami hadapi adalah tanjakan demi tanjakan hingga sampai ke Camp Drum. Meskipun terasa berat, keindahan alam di sepanjang jalur ini membuat kami terus bersemangat. Kami bisa menyaksikan flora dan fauna yang masih terjaga dengan baik.

Menyaksikan Keajaiban Bunga Bangkai

Bunga Bangkai (dok. Zikrie)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline