Lihat ke Halaman Asli

Taufik

Freelance Berdaulat

Cinta yang Ringkih

Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi/canva

Cinta yang Ringkih

Selalu aku jatuh cinta,
di setiap mata terpejam,
cahaya yang ringkih mengintip,
menekuni hatiku yang retak.

Kesakitan ini, aku peluk dalam diam,
seperti kawan lama yang setia.
Menunggu cahaya itu datang,
menyapa hangat di dalam dada.

Jangan kau ambil tangis ini,
jika hanya ini yang tersisa darimu.
Biarkan air mata mengalir,
sebab dengannya, kutemukan dirimu.

Tangis ini, suara dari yang tak terucap,
sebuah percakapan yang tak pernah henti.
Jangan keringkan air mataku,
karena dengannya, aku bisa menatap-Mu lagi.

Di balik kesakitan, di balik duka,
di sana, kutemukan cinta yang abadi.
Cinta yang tak lekang, meski ringkih,
menari di antara retak dan luka.

Dalam air mata, aku membaca nama-Mu.
Dan dengan tangis ini, aku merindukan-Mu

Koetaradja, Oktober2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline