Lihat ke Halaman Asli

Taufik Ikhsan

Ras Manusia

Selamat Hari Ibu untuk Janda di Indonesia

Diperbarui: 23 Desember 2019   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyaknya posting tentang Hari Ibu di media sosial membuat saya menelusuri beberapa kajian tentang eksistensi ibu dan perempuan. Satu artikel yang menurut saya menarik adalah tulisan ini. Tulisan yang bertema pandangan masyarakat Indonesia tentang konsep 'ibu dan janda'.

Kalau kita memasukkan kata pencarian 'Janda Indonesia' di Google, maka kita akan disuguhkan beragam citra tentang kehidupan para janda. Ada yang membingkainya dalam kerangka ekonomi, pesona fisik, hingga tendensi geografis.

Bingkai tersebut, jika diserahkan pada masyarakat luas, tentu melahirkan sudut pandang yang beragam. Ada yang menerimanya sebagai pesan positif dan ada juga yang menilainya sebagai pesan yang merendahkan karakter perempuan. Namun, sepanjang hidup saya, saya banyak merasakan ada kecenderungan masyarakat melihat janda sebagai objek yang rapuh.

Rapuh yang saya maksudkan adalah ketiadaan perlindungan, baik dari ancaman yang sifatnya verbal, sosial, fisik, atau malah ketimpangan akan hak gegara stigma negatif. Hal ini ternyata didukung studi yang dilakukan pada tahun 2016 oleh beberapa peneliti Australia tentang kajian Indonesia. Belum lagi cara berpikir dan penyampaian (yang saya pikir tidak pantas) dari beberapa golongan tentang eksistensi para Janda. Seperti lagu yang bernuansa sensual tentang janda.

https://www.youtube.com/watch?v=sGCFtUwllXA&t=1s

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=sGCFtUwllXA&t=1s 

Motif tentang kreativitas dalam karya ini mungkin tidak salah, yang salah adalah pesan yang disampaikan cenderung menempatkan para janda diposisi yang lebih rapuh (dari yang sudah ada). Walaupun pada kenyataannya tidak begitu.

Studi yang saya sebutkan di atas tadi memaparkan data bahwa di Indonesia kira-kira ada 9 juta perempuan yang menjadi kepala rumah tangga, dari 65 juta keluarga. Dan mayoritas dari 9 juta tadi adalah Janda, walaupun mereka hidup lebih banyak berada dibawah garis ekonomi.

Hal ini mengisyaratkan bahwa perempuan sangat mampu untuk mengendalikan biduk rumah tangga, ketika tanpa kehadiran lelaki. Dari beberapa keluarga yang pernah saya kenal. Ketika sang ayah meninggal, sang ibu mendedikasikan penuh waktu dan tenaganya untuk anak-anaknya. Mulai dari merawat, mendidik, hingga mengantarkan anak-anaknya ke kehidupan pernikahan.

Dengan tantangan yang lebih berat, sosok ibu yang kuat juga melekat pada Janda. Dedikasinya pada cinta terhadap suami yang sudah tiada dan perjuangan untuk melindungi anak-anaknya adalah hal yang sama sekali bertentangan dengan stigma yang ada dibeberapa golongan masyarakat. Selamat hari ibu untuk janda di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline