[caption id="attachment_399908" align="aligncenter" width="529" caption="doc.gambar: media.kompasiana.com"][/caption]
Kompasiana beberapa bulan kebelakang menjadi bagian hidup saya. Walaupun daftar sudah dari tahun 2012, ternyata baru menemukan keasikan pas tahun 2013. Anehnya justru keasikan tersebut muncul ketika saya sudah menikah dan bekerja, yang tentunya porsi waktu untuk menulis agak susah didapat, maklum banyak godaan,,hehe. Tapi saya bikin prinsip sendiri, yaitu diusia 30an saya harus sudah kaya secara finansial, tapi sebelumnya di usia 20an saya harus sudah kaya pengalaman.
Dan pengalaman itulah yang ternyata saya banyak dapatkan juga dari aktivitas menulis, terutama di Kompasiana. Sebagai ajang latihan lebih tepatnya. Karena saya menyadari betul di kompasiana saya menemukan banyak pengalaman dalam hal membuka cakrawala pengetahuan baru, membetuk pola pikir baru, dan belajar menyajikan gagasan dengan cara yang berkarakter (walau awalnya karakter menulis saya sangat buruk, sekarang juga dalam perbaikan sih,,hehe).
Pertama kali menemukan kesenangan dan keasikan di Kompasiana hal yang diidamkan adalah 'kapan sih tulisan saya jadi HL?!":D. Modus sih, tapi memang gitu kenyataannya, yah maklum deh waktu awal-awal nulis niatnya pengen banyak dibaca orang, tapi kesini sih ada prioritas lain. Sekitar nulis tiga bulan, akhirnya satu tulisan berhasil jadi HL, senengnya bukan main, maklun newcomers :P. Ampe tulisannya dishare dibeberapa medsos, dan supaya ada bekasnya, hoepage kompasiana waktu ada tulisan saya langsung saya capture (yah, ketahuan).
Tapi sebelum jadi HL tentu tulisan saya masuk ke kolom Tulisan Terbaru ataupun Highlight. Nah, "ketika tulisan saya ada di kolom highlight itulah kadang saya merasa kecewa",,hehe. Kenapa kecewa?! Masih mending dong dari kolom tulisan terbaru. Yah iya sih, tapi tiap lihat tulisan ada kolom highlight itu rasanya "ah, sedikit lagi!", sedikit lagi jadi HL atau Trending Articles. Jadi sakitnya tuhu disitu! :P
Cari sana-sini, tapi belum dipraktekkan juga sih, akhirnya nemu tips yang lumayan merangkum semua tips untuk menjadikan tulisan sebagai HL. Tulisan ini saya kutip dari link berikut, yang ngasih tips namanya Mas Yodhia Antariksa (Link). Kata beliau ada tiga tips tulisan supaya jadi viral atau perbincangan di masyarakat. Check this out!
1. Playing The Momenum
Tulisan bisa jadi perbincangan banyak orang, masuk di HL, atau jadi TA, dominannya dikarenakan tulisan tersebut relevan dengan isu yang sedang panas dan banyak dibincangkan orang. Pokoknya jangan takut ikutan mainstream. Cuma aja kita harus punya pandangan berbeda dari orang-orang yang sudah membicarakannya terlebih dulu.
Misal, tentang fenomena BA (Batu Akik). Bisa jadi orang udah ngulas tentang kaitan jenis BA dengan manfaatnya terhadap psikologi orang. Nah, siapa tau kamu bisa bikin tulisan kaitannya dengan jenis BA yang mana yang cocok untuk ngelempar pacar yang selingkuh (yah, ngaco sih, pokoknya lain dari yang lain deh)! Harus update, jangan kudet!
2. Provokatif dan Menggugah Emosi
Selanjutnya agak susah nih, tapi pasti bisa dilakukan. Tulisan haruslah provokatif dan mengundang banyak emosi pembaca (senang, bingung, marah, atau yg lain). Sebenarnya gak perlu menggungah emosi banyak orang sih, cukup untuk beberapa komunitas tertentu. Dan provokatif bukan berarti memancing emosi, tapi membuat orang yang baca berfikir kritis terhadap opini kamu. Misal kamu mengatakan bahwa Batu Akik lebih cocok untuk digunakan sebagai behel gigi, yah siapa tau!
Sejumlah studi menulis, sebuah konten/tulisan lebih berpeluang menjadi viral jika isinya bisa menggugah emosi pembacanya (bisa emosi kesedihan, kegembiraan, atau emosi kemarahan). - See more at: http://strategimanajemen.net/2015/02/16/kenapa-the-death-of-samurai-dan-kegoblokan-kolektif-mendadak-menjadi-viral/#sthash.J2Tl0UKL.dpuf
3. Remarkable dan Inspiring Content