Guru Transformatif 3 (Merdeka Belajar)
Tantangan Menulis Hari ke 52
#TantanganGurusiana
Betapa bahagianya seorang pendidik dan orang tua, ketika benih yang disemaikan tumbuh subur, berkembang dengan baik dan mereka dapat memetik buah dari hasil tanamanya selama ini. Bukan main senangnya jiwa dan tenteramnya hati mereka, terkala melihat buah telah matang, tidak terasa akan meneteslah air mata kebahagiaannya. Melihat Malaikat yang berjalan dibumi menjadi suluh dalam kegelapan.
Lantas menjadi pertanyaan mendasar bagi si Orang Tua dan Pendidik, Bagaimana metode dan sarana pendidikan yang bisa berpengaruh pada anak? Agar benih yang disemaikan dapat tumbuh dengan subur, dan berkembang dengan sebaik mungkin. Sarana dan metode seperti apa yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan pengetahuan, karakter, dan sikap anak. Apalagi saat ini, karakter menjadi pokok permasalahan pendidikan kita. Begitu banyak kasus yang sesungguhnya memilukan hati di dunia pendidikan. Kekerasan, penyimpangan, asusila dan sebagainya seolah menjadi momok yang menakutkan bagi dunia pendidikan kita saat ini.
Sebagai pendidik, berbasiskan pendidikan Islam, kami akan mengulas sedikit tentang hal tersebut, sesuai dengan basic keilmuan yang kami miliki. Tentunya juga merujuk kepada pedoman Alquran, Hadist sebagai referensi utama. Disamping tulisan tulisan para ulama terdahulu yang telah sukses menanamkan karakter ini kepada peserta didiknya selama ini. Menurut kacamata Islam, ada lima hal yang perlu kita benahi dalam soal sarana dan metode yang perlu kita desain ulang, agar pendidikan kita tidak hanya maju di literasi, dan Numeric juga melahirkan karakter yang baik.
1. Mendidik dengan Keteladanan
Kunci kesuksesan Rasulullah menanamkan karakter yang hebat bagi para sahabat, tidak lain karena faktor keteladanan Rasulllah Sendiri. Beliau tidak hanya mengajarkan satu ilmu, akan tetapi beliau menjadi contoh dalam mempraktekkan ilmu tersebut. Sehingga para sahabat bisa mengikutinya dengan baik dan benar. "Sungguh telah ada pada Diri Rasul Itu suriteladan yang baik bagimu" (Alahzab ayat 21)
Keteladanan dalam pendidikan menjadi cara yang paling efektif dan berhasil dalam mempersiapkan peserta didik memiliki karakter yang baik dan tangguh. Bagaimana akan rajin Sholat Berjamaah Ke masjid, Jika ia tidak pernah Melihat Orang tuanya, Gurunya Ikut sholat ke masjid. Bagaimana ia rajin membantu sesama, ketika ia sering melihat orang tuanya jarang bermasyarakat, bersosialisasi dilingkungannya, hanya sibuk dengan karier dan pekerjaannya. Bagaimana ia akan memiliki sifat bergotong royong, jika ia tidak pernah melihat orang tuanya, gurunya ikut bergotong royong.
Keteladanan menjsdi faktor yang sangat berpengaruh pada baik buruknya karakter anak di masa depan. Jika orang tua, para pendidik adalah orang jujur, baik,terpercaya, maka akan lahir generasi yang jujur dan hebat. Sebaliknya jika orang tua dan guru adalah orang yang penipu, pendusta maka tidak menutup kemungkinan peserta didiknya akan tumbuh sebagai penipu, tukang plagiat, ahli koruptor dan perilaku menyimpang lainnya.
2. Mendidik dengan Kebiasaan
Sudah kita pahami bersama, setiap anak yang lahir dalam keadaan bersih. Seperti kertas putih, tanpa noda dan kotaran sedikitpun. Maka orang tua dan guru gurunya yang mendesain, melukis kertas putih tersebut menjadi gambar, poster, lukisan seperti apa.
"Setiap Bayi dilahirkan dalam keadaan Fitrah (Suci)"
Sejak lahir tibalah saatnya pembiasaan, pendiktean, pendisiplinan orang tua, guru guru agar kelak mereka memiliki karakter yang kuat, religius, dan kokoh. Faktor pendidikan yang kuat ditopang oleh faktor lingkungan pendidikan yang kuat menjadi kekuatan agar kelak mereka memiiki karakter yang tangguh. Memilih lingkungan sekolah yang baik, juga menjadi penentu karakter anak dimasa depan. Karena keluarga dan sekolah, menjadi dua faktor penentu pertumbuhan dan perkembangan karakter anak tersebut.
3. Mendidik dengan Nasihat
Nasihat menjadi salah satu metode yang efektif dalam membentuk keimanan, akhlak, mental dan sosial anak. Nasihat memiliki pengaruh yang besar terhadap seseorang. Bahkan orang orang hebat sekalipun memilih penasihat pribadinya dalam mengambil setiap kebijakan. Para pemimpin dunia juga menyediakan penasihat khususnya dalam mengatur dan mengelola negara yang Dia pimpinan. Penasihat spritual, penasihat, ekonomi, sosial, budaya. Inilah bukti betapa pentingnya nasihat dalam kehidupan kita. Bahkan mereka melegalakan penasehat ini, menjadi satu lembaga resmi disebuah organisasi, dan negara sekalipun. Badan Penasehati Presiden, misakan untuk Negara kita.