Lihat ke Halaman Asli

Taufik Atr

Mahasiswa IAIN JEMBER

Respon Islam Nusantara terhadap Modernisasi

Diperbarui: 12 April 2020   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Respon islam nusantara terhadap modernisasi
Islam adalah agama yang sempurna dan kesempurnaan islam adalah sbuah keyakinan terhadap Allah SWT, dan mempercayai bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Syariat islam mengajarkan tiga tahapan : 1. Memperkenalkan kepada kita untuk mengenal tuhannya. 2. Menyeru manusia untuk beribadah menjahui larangannya dan mejalankan perintahnya. 3. Memperkenalkan manusia tempat kembalinya dan aktifitas-aktifitasnya.
Modernisasi selalu di kaitkan dengan perubahan dalam aspek dan pemikiran dan aktifitasnya. Islam bukan memberatkan modernisasi, tetapi islam menjadi pelopor dalam modernisasi. Dan ada tiga golongan yang muncul ketika masyarakat islam dalam kebingungan dari bangsa barat yaitu: 1. Golongan masyarakat yang melarang sesuatu budaya dari barat.  2. Golongan masyarakat yang menerima sesuatu budaya dari barat. 3. Golongan yang menyaring sesuatu yang sesuai dan tidak sesuai dengan modernisasi.
Sikap modernisasi terhadap islam nusantara. Islam menjadi pelopor keberadaan islam nusantara sempat menjadi palemik bagi masyarakat dan tidak perlu adanya labelisasi. Modernisasi juga di kaitkan dengan liberalisasi. Dan juga di kaitkan dengan  budaya barat oleh karena itu, agama di wujudkan dari budaya barat. Ada tiga sikap yang menghinggapi masyarakat islam : 1. Menerima tanpa adanya sikap dan fikiran kritis. 2. Menutup bangsa barat dengan seluruh budayanya. 3. Mengambil budaya barat dengan sikap yang positif dan membuang budaya barat yang negatif.
Modernisasi adalah proses kehidupan yang berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Karena hampir semua teknologi berasal dari budaya barat. Semua sesuatu akan berdampak buruk dan berdampak baik. Begitu juga modernisasi berdampak baik membawa kemajuan berfikir lebih cepat melalui teknologi. Dampak negative yaitu modernisasi akan mengikis kebudayaan yang bernuansa islam. Namun disisi lain professor qumarrudin hidayat mengungkapkan bahwa, modernisasi harus di lakukan dan manjadi nilai tambah bagi Indonesia dan di perlukan sebuah benteng untuk melindungi agar tradisi tidak terkikis tetapi bukan mengurung diri untuk menghindar dari modernisasi namun harus menyikapi dengan bijak dan sesuai subtansinya demi mempertahankan tradisi dan budaya nusantara yang sudah ada.
Dalam studi islam nusantara yang di tulis   oleh habibi Muhammad lutvi pada tahun 2016. Albdul muqid Al-ghozali mencoba merumuskan tentang pengaplikasian islam nusantara sebagai muslahal mursalah, ijtihaj dan uf. Karena metode ini di anggap relevan dalam menyikapi derasnya modernisasi. Hal ini, mengingat bahwa islam nusantara merupakan penerangan islam dalam segmen fikih, muamalah sebagai hasil dialektika antara nas dan syariah dan realita kehidupan di bumi nusantara.
 Kesimpulan :
Modernisasi alai slam nusantara adalah dimana islam nusantara berusaha mempertahankan tradisi dan budaya yang mulai terkikis tetapi isam nusantara berusaha mengikuti zaman dengan memfilter yang masuk ketubuh islam dan nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline