Lihat ke Halaman Asli

Taufik Atr

Mahasiswa IAIN JEMBER

Respon Islam Nusantara Terhadap Budaya

Diperbarui: 5 April 2020   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Respon Islam Nusantara terhadap Budaya.

1. Sinkretisme Islam Nusantara
Islam datang di Nusanatara yakni pada abad ke 7 M, dan sampai di pulau jawa pada abad ke 15 M. Islam masuk di Nusantara  khususnya tanah jawa bisa dikatakan cukup mudah. Hal ini terlihat dengan adanya perpaduan antara islam dan budaya yang tidak terjadi secara konflik besar atau ingin saling mentiadakan. Mengapa hal ini bisa terjadi :
a. dakwah Islam sangat mengapresiasi budaya local dan tidak seenaknya seperti halnya yang di lakukan oleh para wali songo.
b. Jawa memiliki khas  keterbukaan menjadikan Islam dapat membaur secara damai dan tanpa adanya konflik.
c. Adanya kesamaan antara ajaran Islam dengan budaya. Contoh : pada hubungan manusia dengan tuhan dan manusia dengan manusia yang ada pada Kepercayaan Hindu-Budha sama dengan konsep Iman-Islam-ihsan yang ada pada agama Islam sebagai mana menyebut tuhan dengan sebutan tuhan yang maha agung.
2. Akomodasi islam nusantara
   Akomodasi secara istilah ialah sesuatu proses penyesuaian sosial dalam intraksi antara individu dengan kelompok manusia untuk meredahkan pertentangan. Contohnya untuk merendahkan suatu pertentangan kita ambil contoh musyawarah untuk mufakat.
Jadi pengertian akumodasi sebagai suatu keadaan yaitu merujuk pada keseimbangan dalam proses intraksi baik yang menyangkut prorangan maupun kelompok atau antar ke budayaan.
3. Sikap islam nusantara terhadap tradisi.
SIkap islam terhadap tradisi terkadang mengintrasasikan terkadang juga menelaah sebagai bentuk penyesuaian dan pertahankan tradisi yang baik bagi islam. nah cara pandang islam terhadap agama selalu dinamis nilai sakral tidak dimaknai sebagai nilai-nilai yang suci akan tetapi ada campur tangan dari pemikiran islam kata lainnya budaya berkembang secara dinamis. Nah praktek budaya bisa jadi tetap, akan tetapi bagaimana cara masyarakat memaknai budaya lokal yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman bolelah dikatakan bahwa budaya dan juga tradisi itu berasal dari pemikiran masyarakat yang belum mengedap kemudian menurut menjadikan suatu nilai yag tetap. Setiap pemeluk agama pasti memiliki tradisi kebudayaan yang berbeda-beda yang warisi dan dikembangkan secara turun menurun dalam proses perkembangan salalu terjadi perkelahian antara keyakinan agama. Dan juga budaya sebagai praktik kreatif masyarakat tersebut, nah islam pun demikian, dahulu islam berinteraksi dengan tradisi dan budaya yang ada dalam masyarakat tersebut. Nabi Muhamad SAW  tidak dapat dengan suatu peradapan yang lengkap semuanya itu baru tetapi beliau melengkapi peradapan yang sudah ada dengan semangat dan orientasi yang baru namun nabi juga tidak begitu saja menerima tradisi yang sudah ada meski begitu nabi tetap selektif dalam menilai tradisi ada yang di terima ada yang ditolak, ada yang di rubah, ada juga yang dibiarkan berkembang ada beberapa keadaan yang menunjukkan bahwa islam mengintresasi budaya lokal sekaligus mempertahankan tradisi yang sudah ada. Nah yang pertama menerima dan mengembangkan budaya sesuai dengan prinsip ajaran islam dan bermanfaat pada kehidupan manusia contohnya mengembangkan ilmu pengetahuan yang berasal dari persia dan yunani pada masa itu perkembangan ini tidak hanya diperuntukkan antara islam aja tetapi diperlukan juga untuk manusia pada umumnya pengetahuan sangat diperlukan menolak tradisi dan budaya karena unsur-unsur kebudayaan tersebut menentang dengan ajaran-ajaran islam, contohnya kebiasaan buruk meminum alkohol nah tradisi ini sangat bertentang dengan ajara islam sehingga tradisi ini ditolak agama islam dan ada juga seorang laki-laki yang menikahi perempuan tanpa ada batasan sehingga ajaran islam membatasi 4 saja dan menganjurkan poligami atau menikahi satu perempuan saja apabila sekarang laki-laki tersebut merasa dirinya mampu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline