Lihat ke Halaman Asli

Taufan

Pendidik

Nestapa Guru Honorer

Diperbarui: 12 Januari 2024   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan maksud tidak mensyukuri nikmat sampai detik ini
Bukan berarti melawan takdir yang sudah digariskan sang Maha Baik
Bukan berarti menyesali profesi yang dulu menjadi cita
Bukan berarti tidak bahagia menjadi insan cendikia

Katanya Pahlawan tanpa tanda jasa?
Katanya Pelita dalam kegelapan?
Katanya embun penyejuk dalam kehausan?
Katanya insan cendikia?

Sebenarnya
Mereka tetap manusia biasa yang sama dengan lainnya
Mereka insan cendikia yang terkesan papa
Mereka penyejuk yang padahal gersang
Mereka Pelita dalam gelap,sedang mereka habis terbakar

Nestapa guru honorer
Mereka berdaya tapi ketimpangan menimpanya
Mereka bertitel sarjana tapi tidak sama perlakuannya
Mereka di tempat yang sama tapi kelompoknya berbeda
Mereka berkewajiban sama tapi beda dalam haknya
Mereka miliki siapa??
kenapa berbeda??
kenapa diwajarkan??

Nestapa guru honorer
Mereka bingung menyalahkan siapa
Mereka menjadi merasa salah dalam memilih cita
Berjubah nyentrik bersaku paceklik
Mereka cendikia yang nestapa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline