Lihat ke Halaman Asli

Taufan Satyadharma

Pencari makna

Biji dan Kulitnya

Diperbarui: 29 Oktober 2021   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: unsplash/v20sk

Kulit biji ibarat raga, sedangkan bijinya merupakan jiwa. Keduanya merupakan hal yang berbeda, akan tetapi memiliki peran dengan prinsip dan fungsi keutamaan yang sama. Manusia yang sedang mengalami anugerah kehidupan ini, tidak bisa menafikkan salah satunya. Masing-masing, baik tubuh ataupun jiwa memiliki amanat yang tidak bisa dicampuradukkan.

Andaikata biji buah itu kita letakkan di media tanah, maka akan tumbuh benih baru. Namun, andaikata biji itu kita kelupas kulitnya sebelum meletakkannya pada tanah, coba perhatikan apakah benih baru juga akan tumbuh? Keadaan tersebut bisa menjadi pegangan diri, konsep, ataupun prinsip untuk menajamkan penglihatan.

Bagaimana bisa? Manusia hampir sama halnya dengan biji tersebut, ia akan menumbuhkan benih yang kelak akan menghasilkan banyak buah yang bermanfaat. Bahkan, ia juga berpotensi memberikan kemanfaatan yang lebih luas dengan menciptakan pohon-pohon baru yang tentu saja dengan jarak waktu tertentu.

Harmoni antara pikiran dan kata akan lebih tertata. Untuk tidak jujur kepada diri sendiri pun pada akhirnya akan terasa berat.

Begitu pula dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi wadah banyak orang, kita harus bisa menegaskan tanda ataupun simbol antara biji dan kulitnya. Agar biji itu tidak hancur ditelan zaman, melainkan benih itu akan tumbuh dan hidup. Syukur mampu memberikan kesejukan yang baru di tengah pengapnya ketidakjelasan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline