Suatu malam kau ajak aku mengarungi malam menuju entah.
Nyatanya, kau ajak aku ke sebuah tempat beratapkan langit, bukan ukiran-ukiran indah di atas mimbar.
Dengan pohon-pohon tinggi yang menjulang, bukan tiang-tiang megah penyangga kubah.
Kau biarkan aku terbuai bersimpuh di pangkuanmu dengan beralaskan selembar kertas seadanya di atas tanah,
bukan di atas kilaunya keramik dengan hangatnya karpet-karpet seperti di bangunan itu.
***
Adakah dekapan yang lebih hangat dari jari-jemari ibu?
Adakah usapan yang lebih melegakan dari telapak tangan ibu?
Adakah tawa yang lebih melegakan dari tawa seorang ibu?
Adakah tarian yang lebih menghibur dari tarian ibu?
Adakah masakan yang lebih ingin kau makan dari masakan Sang Ibu?