Lihat ke Halaman Asli

Rayakan Batik Indonesiaku!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batik Identitas dan Kebanggaan Bangsaku

1. Mukadimah


Bukan merupakan hal yang membanggakan jika suatu bangsa melupakan budayanya sendiri. Identitas bangsa memang tidak selalu melekat pada kebudayaan yang dihasilkannya, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa setidaknya kebudayaan telah menjadi hal yang cukup mewakili identitas suatu bangsa, bahkan menjadi kebanggaan tersendiri bangsa itu.

Contoh yang dapat diungkap di sini, misalnya, China yang identik dengan hasil porselen dan perhiasan gioknya, Mesir dengan perkakasnya yang cukup maju, Jepang dengan teknologinya yang cukup memimpin di tengah kemajuan dunia, dsb.

Untuk merayakan Hari Batik Internasional pada 2 Oktober 2010 ini, tulisan ini pun dibuat. Apalah yang dapat membuat suatu bangsa bangga kalau bukan budaya yang dimilikinya sendiri. Batik merupakan jawaban sekaligus simbol yang amat jelas bagi kehadiran Indonesia yang otentik. Semoga dunia internasional yang telah menghargai budaya kita dengan menetapkan hari Batik Internasional setahun yang lalu tidak kemudian membuat kita bangga dalam sejenak, melainkan mau terus bangga dan melestarikan secara aktif budaya batik ini melalui tulisan, pengetahuan yang mentradisi, dan membudayakan batik sebagai bagian dalam hidup berbangsa kita, bangsa Indonesia.

2. Istilah Batik


Sebelum mendalami batik lebih jauh, perlu diketahui apa sebenarnya definisi kata "batik" itu sendiri. Ada banyak sumber yang menjelaskan pengertian "batik" secara berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia[1] (KBBI), kata batik dijelaskan sebagai suatu kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menerapkan malam pada kain itu kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu; kain batik. Hal ini berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh Hamidin. Dalam bukunya[2], ia menjelaskan bahwa kata "batik" berasal dari dua kata (bahasa Jawa), yaitu "amba" dan "nitik". Amba dalam bahasa Jawa berarti menulis, sedangkan nitik secara harfiah berarti tetesan. Jadi, gabungan kata "amba" dan "nitik" menjadi "mbatik" yang diartikan sebagai cara menulis dengan tetesan (lilin/malam) di atas kain. Dalam Ensiklopedia Indonesia[3], dituliskan bahwa batik adalah suatu cara untuk melukis di atas kain (kain mori, katun, tetoron katun, ada kalanya kain sutra, dll.) dengan cara melapisi bagian-bagian yang tidak berwarna dengan lilin yang disebut juga malam (bahasa Jawa). Sejalan dengan kedua pengertian terakhir ini, Ensiklopedia Nasional Indonesia menuliskan bahwa batik merupakan suatu seni tradisional asli Indonesia dalam menghias kain dan bahan lain dengan motif hiasan dan bahan pewarna khusus.

Jika melihat berbagai definisi di atas, secara ringkas dan padat dapat disimpulkan bahwa kata "batik" awalnya merupakan suatu "proses" menulis atau melukis kain (mori, dll.) dengan menggunakan tetesan pewarna olahan (malam). Pengertian ini identik dengan akar kata bahasa Jawanya, yaitu mbatik (amba dan nitik). Pada perkembangannya, "batik" (bahasa Indonesia) lebih diartikan sebagai suatu "kain" yang dilukis atau ditulis dengan lilin dan pewarna dengan motif-motif yang tertentu.

3. Batik di Indonesia dan Batik Jawa


Sebagai hasil budaya, batik memang cukup menonjol di Indonesia. Melalui proses yang ada, batik ternyata bukan hanya hasil budaya yang terbatas dalam suku tertentu saja di Indonesia. Dalam kenyataannya, batik merupakan hasil budaya yang berasal dari beragam suku dan daerah di Indonesia. Karena keberagaman inilah, batik di Indonesia pun memiliki kekhasannya masing-masing. Ada pun beberapa batik hasil budaya yang telah mewarnai kehidupan masyarakat di Indonesia adalah sebagai berikut.

a) Batik Bali

b) Batik Banyumas

c) Batik Ciamis dan Tasikmalaya

d) Batik Cirebon

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline