Beragam jajanan sampah di sekolah menjadi incaran anak-anak, kebanyakan dari mereka pasti berburu yang gurih dengan warna yang menarik bagi mereka. Mayoritas dari para orang tua pun, mengkhawatirkan anak-anaknya jajan sembarangan di sekolah. Jujur saja, sangat jarang sekali jajanan sehat ada di sekolah. Baik itu anak SD sampai siswa-siswi di sekolah menengah, mereka lebih menyukai makanan yang gurih dan siap saji. Contoh saja gorengan, ciki, es dan masih banyak lagi dengan resiko berbagai macam penyakit tidak menular jika dikonsumsi berlebihan dan setiap hari.
Pentingnya Memilih Jajanan Sehat Bagi Anak
Harga jajanan disekolah relatif murah, dan bahan yang digunakan juga tidak jelas. Berdasarkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), jajanan paling tidak aman dikonsumai karena pencemaran mikroba, bahan tambahan pangan (zat aditif) berlebih dan penggunaan bahan berbahaya lainnya. Itulah sebabnya anak-anak saya sejak dari taman kanak-kanak hingga saat ini sudah bekerja pun terbiasa membawa bekal dari rumah. Anak-anak termasuk yang sensitif, jika mereka jajan di sekolah pasti, batuk atau radang tenggorokan. Apalagi dede kalau jajan permen atau es yang mengandung pemanis buatan, otomatis langsung batuk.
Bisa dibilang penjaja makanan atau penjual jajanan di sekolah, jarang sekali yang memperhatikan efek samping dari bahan-bahan yang mereka gunakan. Berbeda dengan Dharma Sucipto penggiat jajanan sehat yang mengunakan bahan-bahan segar dan organik untuk makanan yang dijualnya di sekolah.
Dharma Kreasikan Jajanan Sehat
Begitu pula dengan Dharma Sucipto, alumnus SMA 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur ini, tergerak untuk membuat jajanan yang sehat dan aman dikonsumsi anak-anak di sekolah. Dharma dan teman-temannya mencoba mempromosikan beberapa menu makanan dan minuman. Meski usia nya yang masih mudah, tetapi kepesuliannya terhadap lingkungan sangat lah besar. Memberikan pemahaman tentang jajanan sehat, adalah salah satu bentuk kontribusi nya kepada lingkungan sekitar.
Dimulai dari sekolahnya, ia melakukan promosi jajanan sehat, kreasinya bersama teman-temannya telah menghasilkan 20 menu makanan dan minuman. Dari lingkungan terkecil itu, ia pun mulai sosialisasi jajanan sehat di sekolah-sekolah lainnya. Pemuda dari Gresik ini, ingin Indonesia lebih baik lagi. Saat itu ia tergabung dalam divisi pertanian organik unit ekstrakulikuler Go Green Smandry (GGS) SMA 1 Driyorejo.
Berawal dari lahan milik sekolah yang hanya sebesar 10 x 8 m2 ini lah Dharma dan teman-temannya memproduksi jajanan sehat. Untuk bahan utama Pangan tradisional yang diproduksi Dharma dan teman-temannya ini menggunakan bahan utama dari hasil lahan yang dia tanami. Lahan tersebut ditanami umbi-umbian atau kacang-kacangan. Gerakan yang dia mulai itu kemudian diberi nama Small Farming Food Society. Makanan dan minuman yang diproduksi Dharma tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna makanan serta, bahan-bahan yang berbahaya. Semua bahan yang digunakannya organik, jadi meski dikonsumsi setiap hari tidak membahayakan pencernaan ataupun menimbulkan penyakit tidak menular.
Saya pribadi sebagai ibu dari dua putri, tentu nya berharap agar para penjaja makanan di sekolah tidak hanya mengharapkan keuntungan yang besar dan abai dengan kesehatan pembeli yang sebagian masih anak-anak. Tentunya ada perhatian juga dari pihak sekolah untuk menseleksi pedagang-pedagang di setiap sudut sekolah.