Lihat ke Halaman Asli

hartati bahar

Ibu Muda yang ingin menjadi Queen Bagi anak-anaknya

Ingin Makin Sayang pada Orang Tua? Berkunjunglah ke Panti Jompo

Diperbarui: 8 Juli 2017   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Bisakiikut membantu pengurusan jenazah di pantai jompo kak? Ini ada permintaan drpengurus panti di Ranomeeto"

Yaa, saya segera membalas pesan singkat tersebutmenyanggupi permintaan salah seorang teman akhwat pagi ini, saya hanya menyampaikanpadanya agar diberikan alamat lengkap panti jomponya. Maklumlah ini akan jadipengalaman pertama saya berkunjung ke panti jompo.

Alamat lengkap sudah ditangan, maka berangkatlahkami menuju panti jompo yang dimaksud

Memasuki kawasan panti suasananya serasa di rumahsakit. Setiap gedung yang kami lewati memiliki nama yang dipajang besar-besardi setiap pintu masuk. Bangunan ini berjejer mengelilingi dua buah mesjid yangnampaknya salah satu dibangun untuk menggantikan fungsi yang lain. Sayaberkesimpulan seperti itu karena mesjid yang satu nampak lebih besar denganbangunan yang lebih baru.

Disepanjang jalan yang terlewati nampak beberapalansia disekitar bangunan2 tadi. aktifitas mereka beragam rupanya bangunan2 inihunian kakek dan nenek penghuni panti jompo.

Dikejauhan nampaklah oleh kami bangunan palingujung lebih ramai dr yang lainnya., inilah kediaman sang nenek yg wafat.Bangunan ini terdiri dari empat buah kamar, dihuni oleh enam orang nenek, adadua tempat tidur untuk setiap kamar. Sang mayit terbujur kaku di alas kaindidepan sebuah kamar yg nampaknya kamar sang nenek. 

Maka mulailah kami mempersiapkan penyelenggaraanjenazah sang nenek, tak ada satu pun isak tangis yang terdengar, suasana sangatkhidmat. Hanya kami tim penyelenggara jenazah dan teman2 sekamar nenek yang adadi ruangan tersebut, tak ada tangisan sanak saudara seperti lazimnya acarakematian. Tak punya keluarga itulah yang disampaikan oleh pengurus panti. Takpunya keluarga atau ditinggal keluarga. Saya tak ingin bertanya lebih lanjut.

Selepas prosesi pengurusan jenazah selesai kami punberpamitan seraya mencium nenek2 tadi yang menemani kami mengurus jenazah.sepanjang kami bersama mengurus jenazah tadi tak sekalipun terlihat air mata dipipi2 renta mereka. Tapi saat kami bergantian menyalami, mencium dan memelukmereka air mata pun mengalir di pipi2 keriput itu. 

Kenapa? Mengapa mereka baru menangis sekarang?

Ahh..? Kau tau pikiran kita pasti sama!!

Mama... ingin segera pulang dan memeluk mama... T_T

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline