Lihat ke Halaman Asli

Tatiek R. Anwar

Perajut aksara

Mitos dan Fakta Kuota Bicara 20.000 Kata Perhari Pada Wanita

Diperbarui: 6 Januari 2022   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi wanita yang berbicara, sumber: greatmind.id

Sebuah stereotip yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa wanita lebih banyak berbicara ketimbang pria. Penyebabnya adalah adanya adanya protein yang bernama Foxp2 (protein berbahasa) yang lebih banyak di otak wanita sehingga cerewetlah ia.


Secara kolektif masyarakat menyetujui satu hal, bahwa wanita lebih banyak dilabeli sebagai tukang gosip atau bermulut cerewet, dan sesuai gendernya, lelaki dilabeli pendiam. Selain itu literatur modern maupun klasik banyak yang secara langsung maupun tidak langsung menyetujui "urban legend" ini.


Louanne Brizendine pada 2006 mengamini kepercayaan masyarakat tersebut dalam buku larisnya yang berjudul "The Female Brain". Dalam buku tersebut, ia menyatakan bahwa wanita mengeluarkan 20.000 kata perhari dibandingkan pria yang hanya menggunakan rata-rata sebanyak 7.000 kata setiap harinya.


Lalu, bagaimana faktanya?


Anggapan menarik yang berkembang di masyarakat ini dibantah melalui penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki menggunakan hampir sama banyak kata per hari pada beragam konteks dan kondisi.


Pada tahun 2004, Campbell Leaper menyatakan dalam sebuah jurnal psikologinya bahwa anak perempuan memang lebih banyak berbicara dibanding anak laki-laki tetapi dengan jumlah kata yang hampir sama banyak berdasarkan kajiannya pada 73 orang anak.


Pada tahun 2007, Leaper melakukan meta-analisis untuk mengkaji topik yang sama pada orang dewasa. Hasilnya menunjukkan bahwa pria lebih banyak bicara dibandingkan dengan wanita, namun lagi-lagi dengan jumlah kata yang hampir sama banyaknya.


Yang menarik, berdasarkan laporan Leaper tersebut, pria lebih banyak menggunakan kata-kata atau berbicara secara asertif, sedangkan wanita lebih banyak berbicara secara afirmatif.


Temuan Leaper ini memperkuat analisis yang dilakukan oleh Deborah James, seorang pakar linguistik, bersama Janice Drakich, seorang psikolog sosial terhadap 56 penelitian berbeda tentang perbedaan gaya percakapan antar gender pada tahun 1993.


Mereka menemukan bahwa hanya ada dua penelitian yang menyatakan bahwa perempuan berbicara lebih banyak dari laki-laki. Sebanyak 34 penelitian menyatakan sebaliknya pada beberapa kondisi.


Lebih lanjut berdasarkan laporan James Pennebaker pada tahun 2007, yang melakukan rekaman terhadap percakapan harian 396 orang mahasiswa yang terdiri dari 210 perempuan dan 186 laki-laki di Texas Arizona dan Meksiko. Hasilnya menyatakan bahwa rata-rata perempuan dan laki-laki menggunakan jumlah kata yang sama setiap harinya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline