Lihat ke Halaman Asli

Tati AjengSaidah

TERVERIFIKASI

Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Serunya Permainan Tradisional dalam Acara Peringatan Bahasa Ibu Internasional di SMPN 2 Cibadak

Diperbarui: 22 Februari 2024   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asyiknya permainan tradisional (dokpri)

Pada tanggal 21 Februari 2024 kemarin, sekolah kami memperingati "Hari Bahasa Ibu Internasional". Hanya satu hari Pembina OSIS beserta guru Bahasa Sunda dan guru Bahasa Indonesia mempersiapkan acara ini dengan melibatkan beberapa siswa yang dipilih.

Acara dimulai pukul 08.30, semua siswa duduk di lapangan SMPN 2 Cibadak sedangkan guru-guru sebagian duduk di kursi yang disediakan di panggung dan sebagian duduk di pinggir lapangan.  

Sambutan Kepala Sekolah (dokumen SMPN 2 Cibadak)

Pemandu untuk kegiatan ini adalah siswa kelas 8. Susunan acara setelah pembukaan yaitu pembacaan wahyu Ilahi oleh siswa, sambutan dari Kepala Sekolah (Bapak Odang Suhendar, S.Pd, M.M.Pd), penjelasan tentang sejarah Peringatan Bahasa Ibu Sedunia oleh Ibu Hj. N. Yeni Rohaeni, M.Pd dan pembacaan doa oleh siswa.

Salah satu penampilan dari siswa (dokumen SMPN 2 Cibadak)

Setelah acara sambutan dilanjutkan dengan penampilan kesenian dan sastra sunda dari siswa antara lain ngawih pupuh, biantara (pidato), pencak silat, ngadongeng, tarian jaipong, pembacaan puisi, borangan yaitu singkatan dari ngabodor sorangan (melawak sendiri), nyanyi lagu sunda serta sisindiran yaitu semacam pantun.

Sebagian besar siswa yang tampil adalah yang pernah mewakili sekolah dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat sub rayon Cibadak pada tahun kemarin.

Acara terakhir yaitu mengenalkan makanan tradisional sunda oleh anggota OSIS yang dipandu oleh Ibu Hj. N.Yeni Rohaeni.

Menegnalkan makanan tradisional (dokumen SMPN 2 Cibadak)

Dalam acara mengenalkan makanan tradisional khas Jawa Barat ini, siswa yang di depan menyebutkan nama makanan yang dibawanya antara lain dodongkal, papais, kue ali, combro, seupan sampeu, gegetuk, wajit, dodol, kue lapis dan lain-lain.

Oleh pemandu acara, dijelaskan juga bahan dasar yang digunakan untuk membuat makanan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa menyukai dan mencintai makanan asli daerahnya, karena saat ini banyak anak-anak lebih menyukai makanan cepat saji dari luar dibandingkan dengan makanan tradisional.

Serunya Saat Siswa Bermain Permaianan Tradisional

Setelah acara di panggung selesai, siswa diminta untuk membawa permainan yang telah dibawa dari rumahnya masing-masing. Siswa pun berkelompok bersama teman sekelasnya, ada yang bermain karet, congklak, bola bekel, sondah, kelereng, oray-orayan dan main hayam-hayaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline