Bahasa sunda merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib diajarkan di sekolah tingkat dasar dan menengah di Provinsi Jawa Barat. Hal ini tertuang dalam Peraturan Gubernur no 69 Tahun 2013.
Salah satu tujuan dmasukannya bahasa sunda ke dalam pembelajaran di sekolah yaitu sebagai upaya untuk melindungi, memberdayakan, memantapkan keberadaan, kedudukan, serta fungsi bahasa, dan sastra daerah.
Selain melakukan pembelajaran di kelas, sekolah kami mulai tahun ini bekerja sama dengan salah satu paguyuban sastrawati sunda yang bernama Patrem.
Kegiatan pertama yang dilakukan oleh paguyuban ini yaitu dengan melakukan kunjungan ke sekolah kami melalui program "Patrem Saba Sakola".
Kegiatan Patrem Saba Sakola di SMPN 2 Cibadak
Kegiatan Patrem Saba Sakola telah dilaksanakan pada hari Jum'at, tanggal 10 Maret 2023 yang lalu mulai pukul 13.30 sampai pukul 17.00 WIB bertempat di ruangan laboratorium SMPN 2 Cibadak.
Pesertanya adalah siswa sebanyak 50 orang perwakilan dari semua kelas, yang didampingi oleh beberapa orang guru.
Tadinya saya menyangka Patrem itu singkatan, ternyata bukan. Menurut penjelasan dari ketua paguyuban, dalam basa sunda patrem berupa tusuk konde yang bisa berfungsi sebagai senjata tajam.
Paguyuban Patrem berpusat di Bandung, anggotanya adalah para penulis wanita dari berbagai profesi dan beragam usia bahkan ada yang usianya di atas 80 tahun yang tersebar di beberapa kota di Jawa Barat.
Ketuanya yang sekarang adalah Ibu Dr. Chye Retty Isnendez, seorang Dosen Bahasa Sunda di UPI. Beliau adalah teman sekelas saya sewaktu di SMA dulu.
Kegiatan ini dipandu oleh guru Bahasa Sunda yaitu Ibu N. Yeni Rohaeni, M.Pd. Susunan acaranya yaitu pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan Wahyu Ilahi, sambutan dari Ketua Patrem dan Kepala Sekolah, penandatanganan berita acara kerja sama, apresiasi sastra dan penutup.