Bulan Desember 2022 yang lalu, sebelum ke Gunung Padang saya dan suami mampir dulu ke Stasiun Lampegan yang terletak di Desa Cibokor Kecamatan Cibeber Cianjur.
Kami menuju warung yang ada di seberang stasiun untuk beristirahat dan membeli kopi, saat itu waktu masih menunjukkan pukul 10.45. Kami duduk di depan warung, dari sini kami bisa mengarahkan pandangan langsung ke arah bangunan stasiun.
Suasana di Stasiun Lampegan yang asri (sumber foto: dokumen pribadi)
Tepat pukul 11 kereta api Siliwangi menuju arah Sukabumi memasuki stasiun Lampegan. Kereta api berhenti beberapa menit untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, jumlah penumpang yang naik dan turun di stasiun ini hanya beberapa orang saja.
Kereta api Siliwangi berhenti di stasiun Lampegan (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Menurut informasi dari petugas, jadwal keberangkatan kereta dari Sukabumi-Cipatat ataupun sebaliknya dalam sehari ada sebanyak 3 kali. Bila naik dari Sukabumi langsung ke Cipatat, tiket yang dikenakan sebesar Rp 5.000,00.
Beberapa meter dari stasiun terdapat mulut terowongan Lampegan. Menurut sejarah, terowongan Lampegan merupakan terowongan tertua yang dibangun pada masa penjajahan Belanda.
Terowongan Lampegan yang memiliki nilai sejarah (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Pembangunan terowongan ini untuk mewujudkan jaringan kereta api dari barat sampai timur Pulau Jawa saat itu, dan untuk memudahkan mengangkut hasil bumi dari satu kota ke kota lainnya.
Ketika anak masih kecil, kami pernah beberapa kali naik kereta dari Sukabumi ke Cianjur, sehingga pernah merasakan sensasi saat kereta melintasi terowongan ini.
Panjang terowongan sebelumnya yaitu 686 meter, setelah direnovasi pada tahun 2001 panjang terowongan menjadi lebih pendek yaitu 415 meter.