Lihat ke Halaman Asli

Tati AjengSaidah

TERVERIFIKASI

Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Kisah Bapak dan Ibu Petani

Diperbarui: 10 Desember 2022   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Bapak dan Ibu Petani (sumber foto: dokumentasi pribadi) 

Mentari baru keluar dari peraduannya. Bapak dan ibu tani berjalan menuju ke sawah, membawa bekal yang sudah disiapkan dari rumah.

Matanya menatap hamparan sawah dan gunung yang ada di sekitarnya. Tiada jemu memandang panorama indah nan menawan, lukisan alam ciptaan Tuhan.

Segera mereka turun ke sawah. Tangan mereka begitu terampil menanam bibit padi, berpindah dari petak yang satu ke petak lainnya.

Hari semakin siang, teriknya mentari mulai terasa di punggungnya. Tapi tak menghalangi tekad tuk menyelesaikan tugasnya.

Menjelang tengah hari, pekerjaan pun selesai. Setelah mencuci tangan dan kaki, mereka makan dengan lahapnya. Terasa nikmat, walaupun makan dengan lauk seadanya.

Saat adzan dhuhur, mereka kembali ke rumah. Berharap bibit padi kan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga hasil panen kan melimpah.

#Puisi solo ke-37

Cibadak, 10 Desember 2022

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline