Ayah dan bunda yang memiliki balita, pernahkah melihat ananda sering berbicara sendirian atau menceritakan seorang teman yang sebenarnya tidak ada? Bila mengalami seperti itu, kemungkinan besar ananda memiliki teman khayalan.
Saya pun pernah mengalaminya pada saat ananda berumur 3 tahun. Awalnya pada saat berkunjung ke rumah mertua di Cianjur, saat itu ananda sedang bermain peran seolah-olah sedang menelepon temannya menggunakan HP mainan.
"Bunda, ada teman yang mau mengobrol, katanya nanti mau main ke sini", kata ananda sambil menyerahkan HP mainannya ke saya.
"Siapa nama temannya, dan sekarang ada dimana?", tanya saya sambil mengambil HP mainan dari tangan ananda.
"Teman aku namanya Wili, sekarang ada di Bandung sama ayahnya, nanti kalau pulang katanya mau mampir ke sini", jawab ananda.
Kemudian saya pura-pura mengangkat telepon dan berkata kalau teleponnya sudah dimatikan oleh temannya tersebut. "Tapi betul kok Bunda, Wili nanti mau main ke sini?", kata ananda.
"Iya, bunda percaya" jawab saya sambil menyerahkan kembali HP mainan ke ananda, walaupun sebenarnya saya merasa heran. Bahkan dalam hati timbul pertanyaan mulai kapan ananda mempunyai teman yang bernama Wili.
Sejak saat itu ananda sering menceritakan tentang temannya yang bernama Wili tersebut, bukan hanya ke saya dan suami termasuk kepada kakak ipar dan keponakan-keponakan apabila keluarga besar sedang berkumpul.
Sekilas tentang Teman Khayalan
Dilansir dari alodokter teman hayalan merupakan sosok teman yang dibuat-buat oleh anak dalam imajinasinya. Sumbernya bisa berasal dari karakter film, kartun, atau buku cerita, tetapi bisa juga murni berasal dari pikiran anak itu sendiri.
Awal mengetahui ananda memiliki teman khayalan, terus terang saya dan suami kaget. Kami sempat mempunyai pikiran bahwa ananda diganggu oleh makhluk halus.