Lihat ke Halaman Asli

Eta Rahayu

Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Manifestasi Ungkapan Berikan Kailnya, Jangan Ikannya: Berikan Tanahnya, Biar Dikelola

Diperbarui: 26 Januari 2025   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bosco Verticale, Milan | urbandesignlab.in

Saya masih ingat apa yang dikatakan dosen saya saat kuliah dulu. “Suatu saat, orang akan menanam padi di atap, di laci. Kenapa? Karena lahan untuk menanam habis dek! Makanan kita bisa jadi hanya kapsul, seperti di film-film.”

Saat itu, ucapan beliau terdengar layaknya candaan. Namun, semakin saya memikirkannya, semakin masuk akal. Masa itu, vertical garden mulai populer di Indonesia. Konsep itu seakan memberi justifikasi bahwa apa yang beliau katakan suatu saat bisa terjadi.

Ingatan saya pun melayang ke sebuah film lawas, Soylent Green, yang dirilis pada 1973. Film itu mengambil setting masa depan. Dalam ceritanya, dunia mengalami over populasi pada tahun 2022. Imbasnya, pangan langka, dan masyarakat dipaksa bertahan hidup dengan makanan sintetis berbentuk tablet.

Meski skenario itu belum sepenuhnya terjadi di 2022 lalu, namun ancaman itu nyata. Ledakan populasi, dalam konotasi negatif, akan menjadikan lahan semakin habis terbangun. Dan cerita film itu bisa jadi kenyataan, jika sumber daya tanah tidak dikelola dengan prinsip berkelanjutan.

Dampaknya tentu tidak main-main. Tanah subur untuk bercocok tanam musnah. Lahan untuk budidaya ikan pun habis tak bersisa. Pangan sebagai kebutuhan dasar masyarakat bisa-bisa tak terpenuhi. 

Karena itu, tidak ada jalan lain. Praktik pengelolaan lahan yang adil dan berkelanjutan harus diterapkan. Tidak bisa tidak!

Ketahanan Pangan dan Badan Bank Tanah

Lahan pangan terus tergerus pembangunan | Foto: You Le-Unsplash

Pangan, sebagai salah satu pilar kesejahteraan masyarakat, tidak hanya diartikan makanan pokok saja, seperti beras atau sagu. Namun juga makanan bergizi dan aman untuk dikonsumsi.

Ketahanan pangan menjadi salah satu misi utama pemerintah saat ini. Secara teori, ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaannya. Tapi juga distribusi yang adil, kemampuan masyarakat untuk mengaksesnya, serta keberlanjutan produksi.

Di tengah perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan pola konsumsi yang terus meningkat, ketahanan pangan menjadi tantangan yang kompleks. Tak berhenti di sana, ketahanan pangan juga terancam karena isu sosial-ekonomi dan degradasi lahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline