Lihat ke Halaman Asli

Eta Rahayu

Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Setengah Hati Menyukai Choco Chips

Diperbarui: 15 Mei 2020   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Choco Chips, satu-satunya kue kering yang saya suka. | Foto: handletheheat.com

Saya merasa tak punya tempat pada poling kali ini. Poling tentang kue kering yang disuka saat lebaran. Saya berpikir keras untuk menemukan jawabnya. Bukan apa-apa, saya tak seberapa suka kue kering. Satu-satunya kue kering yang saya suka hanya choco chips.

Entahlah, saya sudah lupa kapan terakhir makan choco chips. Rasanya sudah bertahun-tahun lalu. Ataaaau, kapan ya? Hehehe Saya benar tak ingat, kapan terakhir makan kue manis khas itu. Semenjak saya mengurangi makan makanan manis, saya jarang menyentuh kue, biskuit, roti, es krim, dan tentu saja si choco chips ini.

Serba Serbi Choco Chips Cookies

Saya pikir semua orang tahu apa itu choco chips cookies. Kue kering dengan berbagai macam bentuk, umumnya bulat, dan memiliki chips-chips coklat yang enak. Kue kering choco chips ini mungkin kalah pamor dengan nastar dan putri salju saat lebaran. Bahkan tetap nomor sekian dibanding kastengel, kue kacang dan berbagai macam kue kering yang 'wajib' disajikan saat idul fitri. Tapi tetap, walau setengah hati, saya tetap suka choco chips.

Saya pernah membaca fakta singkat tentang choco chips di bobo.id. Kue kering coklat ini kabarnya ditemukan oleh seorang pengelola penginapan, Toll House di Massachusetts, US. Penemunya bernama Ruth Wakefield pada 1930.

Saat dimasak, cokelat kecil yang ada di kue kering ini tidak meresap ke dalam kue tapi justru sebaliknya. Cokelat timbul keluar. Itu kenapa sekarang dikenal sebagai chocolate chips cookie alias choco chips cookies. Ohya, awalnya choco chips ini dikenal dengan butterdrop do cookies, dan pernah disebut juga chocolate crunch cookies. Seiring berjalannya waktu, banyak orang di penjuru dunia mengenal kue ini dengan choco chips cookies.

Di negara lahirnya, choco chips umumnya dimakan sebagai makanan penutup. Dan para tentara Amerika sering menggunakan kue ini sebagai camilan saat mereka berperang. Menarik ya!

Vegan Choco Chips Untuk Kamu yang "Puasa Makanan Hewani"

Vegan Choco Chips Cookies untuk para pecinta vegetarian.| Foto: bettycrocker.com

Di Indonesia, kita bisa temukan choco chips dengan mudah. Tak hanya dijual di mimarket dalam bentuk kemasan, namun banyak usaha kecil menengah yang mulai memproduksi choco chips. Bahkan ada yang mulai menjajakan vegan choco chips. Ya, choco chips untuk mereka yang tidak makan telur, butter juga susu.

Umumnya, choco chips dibuat dengan ketiga bahan itu. Ditambah bahan-bahan lain seperti gula merah, gula pasir, tepung serbaguna, vanila, baking powder dan yang paling penting adalah chocolate chips.

Pada pembuatan vegan choco chips, ada beberapa tips yang dibagikan oleh Nyota A pada website tanya jawab, Galena. Nyota memberikan 3 catatan, bahan-bahan apa saja yang perlu diganti. 

Pertama, biji rami coklat sebagai pengganti telur. Biji rami bisa dibeli di toko organik. Lebih baik, beli yang belum digiling agar tahan lama dan tidak mudah busuk. Kita bisa menggilingnya pakai blender. 

Kedua, margarin putih. Margarin biasa akan memberikan warna kuning yang merusak pewarna makanan, dan membuat warna white cake-nya berubah jadi kekuningan dan terlihat “gosong”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline