Kali ini saya akan mengisahkan keponakan saya, Nanda. Anak kedua dari kakak saya yang pertama. Saya tak ingat pasti ia lahir tahun berapa, tapi kini ia duduk di kelas 6. Kalau saya tanya apa hobinya, ia mantap menjawab, "ya ngegame-lah tan!" Ya ya ya, anak jaman sekarang memang jarang hobi main layangan. Hehehe. Dan karena hobi inilah, hampir setiap pagi, bakda Duha, ia akan berkumpul dengan timnya. Saya menyebutnya Tim Nanda Bakda Duha'.
Pagi tadi, jam menunjukkan pukul 7. Lebih beberapa menit, saya tak ingat pasti. Dari rumah saya yang hanya berjarak 5 meter, saya bisa melihat dengan jelas, Nanda sudah kembali mulai khusyuk dengan ponselnya. Pemandangan yang tak pernah terlewat, setiap pagi selama 2 minggu-an ini. Tak perlu saya tanya apa yang ia lihat di layar ponselnya. Dari raut wajahnya, saya bisa menebak, ia sedang main game.
E-Sport, Olahraga Nanda di Kala Puasa
Ya, karena ia sudah tidak punya kewajiban school from home, mengingat ia sudah lulus -tanpa ujian-, kini ia bebas memegang ponselnya. Ia mengisi waktunya ditengah puasa ramadan ini dengan permainan video. Kita tahu, semenjak perhelatan akbar Asian Games 2018, e-sport menjadi salah satu daya tarik olahraga yang digemari para remaja hingga kalangan dewasa. Begitu juga Nanda dan timnya.
Timnya? Ya. Nanda punya tim main game bersama. Entah bagaimana ceritanya, dalam satu RT kami yang hanya terdiri dari 16 rumah, ada 3 anak seusianya, dan juga merupakan teman sekelasnya. Dan biasanya, mereka berkumpul dirumah keponakan saya untuk 'mabar' alias main bareng. Ketiga temannya itu, Irshab, Gadhi dan Masnya Bila (saya lupa namanya) plus satu anak kelas 2 SMP sama-sama menghadap layar ponselnya. Mereka memang tak pernah berkata, "kami sedang olahraga" alih-alih berkata, "mabar kuy!"
Permainan video online menjadi kegemaran Nanda dan mungkin juga anak-anak seusianya, di berbagai belahan dunia. Dan menurut saya, game yang dikategorikan sebagai e-sport ini sangat cocok dimainkan saat ramadan seperti sekarang ini. Karena, olahraga satu ini tak akan mengeluarkan keringat, namun jantung bekerja lebih keras, sebagaimana olahraga lainnya.
Esensi Game Sebagai Olahraga Aktif
"Gimana yoga bisa disebut olahraga, kan nggak berkeringat? Catur, kan juga nggak keringetan, nggak ngelatih otot juga kan?"
Begitu ucap adik lelaki saya saat saya mengajaknya diskusi tentang e-sport. "Emang kalau game bisa ngelatih apa?" tanya saya kemudian. "Banyak." katanya mantap. Saat sedang bermain game, seseorang bisa mengontrol emosi, denyut jantung juga bertambah karena berdebaran-debar. Belum lagi masalah timing, kerja tangan, mata juga kerja otak yang harus cekatan dan sinkron. Selain itu juga bisa melatih kerjasama tim.
Paling ketara mungkin memang bagaimana mengelola keseimbangan pikiran dan tangan. Tapi lebih dalam dari itu. Sama seperti halnya catur. Permainan online ini bisa memperbaiki memori, bisa memperkuat daya konsentrasi, melatih logika berfikir, melatih diri untuk bisa menyusun strategi dan mengambil keputusan.
Di dunia, tak hanya di Indonesia, gaming menjadi idola banyak orang untuk killing time. Bahkan banyak yang menekuninya sebagai ide bisnis atau bahkan pemain profesional di bidang olahraga ini. Kini banyak kita temukan perlombaan video games baik nasional maupun internasional. Nah bermula dari olahraga kala ramadan, siapa tahu bisa mengisi kursi di kejuaraan dunia. Olahraga dan asah skill sekali jalan.
Besok-besok, sepertinya saya perlu mengikuti jejak Nanda, main game bakda Duha. Biar nggak ngantuk dan latihan konsentrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H