Lihat ke Halaman Asli

Eta Rahayu

Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Perlindungan Diri, Resolusi Baru Tahun Baru

Diperbarui: 2 Januari 2019   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Resolusi Tahun Barumu? Dok. Liputan6.com

Beberapa hari ini saya terbangun dengan perasaan, "gila, ini waktu cepet banget ya berlalunya". Rasanya dalam hitungan saya ini masih November. Tapi dalam realita, ini sudah di penghujung tahun. -_-

Hmm time flew indeed.

Resolusi Baru di Tahun Baru

Beberapa hari menjelang ganti tahun. Seperti biasa, ini waktu yang tepat untuk merenungi tahun ini. Apa yang sudah saya lakukan. Apa yang belum saya lakukan. Apa yang sudah saya capai dan apa yang belum saya capai.

Pemikiran yang bermuara pada tanya, apa yang perlu saya lakukan tahun depan? To do list apa yang perlu saya tuliskan. Untuk "membayar" apa-apa yang belum saya lakukan hingga saat ini.

Resolusi bukan untuk sekedar gaya-gayaan. Namun lebih kepada pencapaian. Atau juga tolok ukur seberapa jauh saya berjalan. Seberapa lurus saya pada tujuan bernama cita-cita, harapan atau mimpi. Itu yang saya pahami selama ini. Bagi saya resolusi cukup penting untuk menjadi pengingat diri.

To be truth, tahun ini adalah salah satu tahun awesome yang saya miliki. I knew there's no big event but, I just felt grateful for what I have done so far.

Tahun depan, resolusi yang masih harus saya perjuangkan adalah umroh. Umroh bersama ibu. Mimpi yang ingin saya wujudkan segera. And i think, I was struggle enough to make it happen. Bahkan sampai hari ini.

Resolusi saya lainnya adalah lebih menjaga diri dan mempersiapkan perlindungan diri. Mungkin bagi sebagian orang ini resolusi yang aneh, atau tidak penting. Tapi bagi saya pribadi ini resolusi yang cukup penting. Dan harus saya siapkan segera.

Jujur dengan adanya kecelakaan pesawat beberapa saat lalu, saya mulai khawatir dengan risiko kecelakaan. Well ya, siapa sih yang bisa terhidar dari takdir. Dan dengan mobilitas tinggi yang saya lakoni, saya cukup was-was kalau-kalau nanti terjadi sesuatu.

Saya yang beberapa kali harus berjibaku dengan alat transportasi udara ataupun laut di saat-saat tertentu, merasa perlu menjaga diri sendiri lebih serius lagi. Ya, selama ini saya merasa baik baik saja. Tetapi dengan adanya kecelakaan pesawat, juga dengan tenggelamnya kapal di Danau Toba kala itu.

Entah kenapa hal-hal tersebut mengingatkan saya bahwa ada hal-hal di luar kuasa kita. Kesehatan hanya titipan. Kalau sang kuasa berkehendak, kesehatan yang kita miliki bisa saja diambil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline