Lihat ke Halaman Asli

Eta Rahayu

Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Memutus Rantai "Cyber Bullying" melalui Peran Keluarga

Diperbarui: 1 Desember 2018   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monkey Business Images/shutterstock.com

Di tengah laju pesat teknologi beberapa tahun terakhir, kita disadarkan bahwa teknologi tidak hanya memiliki dampak positif, namun juga dampak negatif. Salah satu dampak negatif perkembangan teknologi ini adalah cyber bullying. Cyber bullying merupakan istilah yang ditambahkan ke dalam kamus OED pada tahun 2010. 

Istilah ini merujuk pada penggunaan teknologi informasi untuk menggertak orang dengan mengirim atau posting teks yang bersifat mengintimidasi atau mengancam.

Cyber bullying didefinisikan sebagai sebuah tindakan yang repetitif, agresif, menyakitkan dan dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan. Dalam hal ini, pelaku melecehkan korbannya melalui perangkat teknologi. Veenstra (2009) dalam buku "Cyberbullying: an explanatory analysis" menuliskan bahwa korban cyber bullying berumur antara 12 hingga 18 tahun. 

Maka cyber bullying dianggap valid jika korban maupun pelaku berusia di bawah 18 tahun. Apabila salah satu pihak (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun disebut cyber crime atau cyber stalking atau juga cyber harassment.

"Cyber bullies can hide behind a mask of anonymity online, and do not need direct physical access to their victims to do unimaginable harm."

Apa yang disampaikan Anna Maria Chavez, seorang pengacara, penulis juga motivator tersebut menguatkan pendapat bahwa cyber bullying dapat dilakukan siapa saja di balik teknologi dan menyebabkan dampak negatif yang tidak dapat kita prediksi. Dalam beberapa kasus, dampak negatif cyber bullying ini berakibat fatal. 

Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial RI 2014-2017 dalam sebuah wawancara pernah mengatakan, "Ada salah satu survei yang menyebut bahwa anak-anak di Indonesia umur 12-17 tahun itu bisa sampai 84 persen mengalami bullying. Pada posisi seperti ini, ternyata paling banyak cyber bullying." 

Lebih lanjut Khofifah mengatakan, "Dampaknya bisa depresi, psikosomatik, bahkan ada yang bully suicide."Jumlah tersebut bila diasumsikan dalam satuan per seribu, maka ada 840 jiwa usia remaja yang pernah mengalami cyber bullying. Padahal kita tahu, jumlah penduduk Indonesia terbesar keempat di dunia. Bisa dibayangkan berapa ribu orang Indonesia yang pernah mengalami cyber bullying.

Safaria (2016) dalam publikasinya menuliskan cyber bullying dapat memiliki dampak yang mendalam seumur hidup bagi si korban. Beberapa penelitian yang beliau rangkum menyebutkan bahwa korban bullying cenderung mengalami masalah kesehatan mental yang lebih luas, penyalahgunaan narkoba, memiliki ide bunuh diri, peningkatan tekanan emosional, penurunan konsentrasi dan prestasi akademik yang buruk.

Hal senada juga diungkap oleh UNICEF melalui sebuah laporan "An Everyday Lesson" September 2018 lalu, bahwa korban cyber bullying memiliki kecenderungan menggunakan alkohol dan obat-obatan, bolos sekolah, mendapat nilai kurang bagus, merasa harga diri mereka rendah serta masalah kesehatan. Dan dalam keadaan ekstrim, penindasan di dunia maya dapat menyebabkan korban bunuh diri.

Dampak tersebut selain mengerikan, tentu akan berpengaruh pada generasi yang nantinya akan "memiliki" Indonesia di masa depan. Bila kasus cyber bullying terus bergulir, bukan tidak mungkin banyak orang lebih memilih bungkam ketika pendapatnya justru ditunggu untuk perbaikan di sekitar mereka. 

Bila hal demikian terjadi secara masif, ke depan dampaknya bisa sangat fatal bagi negara ini. Bila ide-ide tidak diungkapkan hanya karena takut di-bully, Indonesia tidak punya masa depan alias jalan di tempat. Lebih dari itu, makna menghargai antar sesama akan lenyap, dan persatuan akan rusak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline