Lihat ke Halaman Asli

Eta Rahayu

Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Sherlock Holmes Season 4 [Review]

Diperbarui: 28 April 2017   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oke. I ever said, I’ll definitely write about Sherlock Holmes Season 4. Mean: LAST SEASON. mmm it took longer than I expect. But, whatever. I had promised. So I’ll write about it.

Kita mulai dari.. mm ending?

Yang sudah nonton pasti tahu banget seperti apa ending SH season 4 yang jaraknya cukup jauh dari season 3. Bahkan di pertengahan season 3 dan season 4 ada satu film “jeda” yang mengisi awal tahun lalu. Yap, The Abominable Bride. Film ini seperti menjadi “jembatan” antara “chaos”di akhir season 3 dengan “new life” di season 4. Jangan bingung dulu, mari kita flashback ssedikit ke season 3.

Setelah kematian Sherlock Holmes yang dipalsukan dan kembali hidup, di episode terakhir. Ia diceritakan membunuh seseorang yang cukup berpengaruh di London, Charles Augustus. Pemilik media yang tahu segala kelemahan orang lain. Untuk menukar informasi mengenai masa lalu Mery (Istri John Watson), SH “mencuri” laptop kakaknya, Mycroft, untuk diberikan kepada pengusaha tersebut. 

Ada apa dengan laptop itu? Tentu saja isi laptop itu benar-benar SEGALAnya bagi Mycroft dan Inggris. Last minute, Mycroft berhasil mengamankan laptop dan seluruh rahasia didalamnya. Tapi, pengamanan kala itu tak berlangsung mulus. SH harus mengarahkan tembakan pada sang pengusaha. Belakangan, di awal season 4, kita akan tahu bahwa bukan SH yang membunuh pengusaha itu. Tetapi, agent professional Inggris. Karena masih disangka membunuh pengusaha itu, SH akan diasingkan. Namun setelah ia take off, Inggris dibanjiri video Professor Jim Morriaty. 

Video singkat, “miss me” yang ditayangkan di berbagai media termasuk papan iklan di jalanan. Dengan alasan itulah, SH yang baru terbang kisaran 4 menit harus putar balik, landing kembali ke pangkalan pesawat. Dan memulai lagi pertarungan kisah detective untuk menghadapi tantangan bangsa Inggris, Professor Jim Morriaty.

Di season 4 ini, ada 3 film yang ditayangkan di setiap minggu Bulan Januari lalu. The Six Thatchers, The Lying Detective, dan The Final Problem. Masing-masing memiliki plot yang tidak akan kita tebak jika hanya berbekal season-season sebelumnya. Benang merah season 3 dan season 4 sebenarnya sudah tersirat dari kata-kata Mycroft saat akan mengasingkan Holmes. Mycroft said, “I’m not given to outbursts of brotherly compassion. You know to the other one.”To the other one. #noted Dan dari sana semua bermula.

The Six Thatchers. Diawali dengan “review” last scene season 3. Seperti yang sebelumnya saya tulis, disini kita akan tahu bahwa bukan SH yang membunuh si Charles, seorang pengusaha media itu. Dan petinggi pemerintahan Inggris, temasuk kakaknya, Mycroft, memberikan “tugas” pada Holmes untuk mencari tahu mengenai video populer “miss me” si Morriaty. Karena tak memiliki clue, Holmes hanya menunggu dengan tetap menjadi private detective. Disela-sela menunggu itulah, patung Margaret Thatcher, Prime Minister pertama Inggris, yang dibuat di Tbilisi, Georgia, terpecah belah dan terjadi dibeberapa tempat, 6 tempat tepatnya. 

Awalnya Holmes mengira ini ada kaitannya dengan video “miss me”, walau ia sangat sangat meyakini bahwa Morriaty telah mati. Dan video itu hanyalah rekaman sebelum sang professor mati. Selidik demi selidik dilakukan, sampai akhirnya SH berhadapan dengan si pemecah The Six Thatchers. Setelah sempat bertarung, SH mendapati fakta bahwa yang diburunya tak ada kaitannya sama sekali dengan Jim Morriaty ataupun “video miss me”. Justru, ini membawanya pada fakta bahwa masa lalu Mary sebagai seorang agent belum selesai. AGRA. Ammo. Satu akronim dan satu name code yang menjadi akhir cerita dari film ini akhirnya mengakhiri hidup Mary. Dan pada akhirnya hubungan antara  dr. Watson dengan Sherlock Holmes renggang karenanya.

Di film pertama ini, banyak adegan yang terasa segar dan cheerful. Scene yang mengundang tawa cukup banyak menghibur di sela-sela keseriusan plot secara keseluruhan. Bukan hanya cerita detective, disini ada cinta, sedikit perselingkuhan, penyesalan, lahir, mati, and the important part, life of an agent, yang ternyata menjadi ide besar dari film pertama di season 4 ini. Dalam ceritanya, kita secara tidak sadar juga dikenalkan pada “tokoh” penting yang akan dibawa hingga film ketiga. Oh satu lagi, syal warna biru navy yang dipakai SH saat datang ke rumah Charlie beneran keren. Swetter Molly di last minute juga kece. Dan kalau saat melihat film ini kita mendengar kata Sumatra, itu benar-benar kata Sumatra.

Rate? 8.5 for The Six Thatchers.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline