Lihat ke Halaman Asli

tatang sunendar

saya seorang trainer bagi pendidik dan tenaga kependidikan

Mendidik Itu Tidak Mendadak, Nak!

Diperbarui: 4 Mei 2016   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketegangan kecil ini muncul dalam suatu keluarga kecil, pangkal soal adalah terkait pola didik terhadap anak semata wayang yang telah duduk dikelas 5 SD. Ujung pangkalnya adalah sang istri demi meraih sukses anaknya , ingin anaknya mengikuti setiap kegiatan kursus /les baik yang diadakan oleh sekolah maupun di luar sekolah seperti les bahasa,les matematika sampaike kursus dalam bidang seni karena dia menyakini dengan modal penghasilan yang cukup bisa untuk mengatasinya , disisi lain suaminya menginginkan pola didik berbasis rumah ditangani secara bersama sama oleh mereka bedua tanpa meninggalkan tugas pokok mencari nafkah.

Fenomena hal tersebut nampaknya tidak hanya dari keluarga tersebut tetapi sudah menjadi pola hidup sebagian masyarakat diperkotaan,hal ini dibuktikan dengan menjamurnya lembaga lembaga kursus yang menawarkan jasa dalam bidang pendidikan berupa les atau kursus mulai dari jasa rumahan sampai mempunyai fasilitas gedung yang mentereng.begitu pula dari sisi pembayaran dari yang sifatnya alakadarnya sampai dengan tarif yang sangat besar

Mendidik adalah usaha sadar untuk mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dari tidak trampil menjadi trampil, menurut sy tidak bisa secara mendadak tetapi dibutuhkan suatu proses yang dilakukan secara terus menerus dengan penuh perhatian dan yang paling utama adalah peran keluarga sangat dibutuhkan untuk menghasilkan anak didik sesuai dengan yang diharapkan keluarga.

Peran keluarga jika merujuk pendapat Kotaman yang menjelaskan bahwa keterlibatan orangtua yang aktif mendampingi anak dapat memberi efek positif pada berbagai aspek pendidikan termasukmeningkatnya perilaku anak dan adaptsi sosial , mengurangi ketidakdisplinan disekolah serta meningkatkan kesuksesan disekolah begitu juga dengan tingkat kehadiran disekolah meningkat.

Nampaknya hal tersebut diatas yang menginspirasi kementrian pendidikan dan kebudayan untuk membentuk salah satu direktorat pembinaan keluarga dengan tujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan program pendidikan disekolah keluarga dan masyarakat sebagai trimitra pendidikan dalam membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk menumbuhkan karakter dan budaya berprestasi pendidikan.

Dari penadangan pandangan diatas jelas menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan peran keluarga dalam proses mendidik anak sangat dibutuhkan sekali. Namun nampaknya bagi sebagaian orang yang merupakan keluarga yang sibuk atau suami istri bekerja dibutuhkan suatu strategi yang matang yang dihasilkan dari komitmen antara suami dan istri.

Semoga ada keajaiban......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline