[caption caption="sumber gambar ; http://beritakaltim.com/wp-content/uploads/2015/07/samarinda-calon-walikota-boneka.jpg"][/caption]
Dalam dunia politik adalah lumrah mengajukan calon yang berfungsi memecah belah suara, khususnya suara lawan. Satu pasang calon kuat yang menjadi pesaing kuat calon lainnya akan berusaha menampilkan calon lain untuk dijadikan 'bamper' pemecah suara lawannya.
Sebagian publik yang paham mengatakan pasangan seperti ini disebut calon boneka. Namun pada umumnya publik awam tidak banyak yang mengetahuinya karena dilakukan sangat rapi dan terstruktur.
Pada pilkada DKI nanti, Ahok akan mendapatkan pesaing yang kuat dari koalisi partai-partai besar. Gerindra akan bersekutu dengan PKS dan PPP menampilkan Adhyksa Dault atau Hidayat Nurwahid atau Ridwan Kamil atau M Taufik atau Haji Lulung yang saling berpasangan.
Partai PDIP dan Golkar menampilkan pasangan Tantowi Yahya atau Rieke Dyah Pitaloka atau Boy Sadikin yang saling berpasangan.
Belum lagi partai Nasdem dan Demokrat, serta partai-partai kecil lainnya. Mereka akan menampilkan calon-calon yang populer di tengah masyarakat ibukota untuk menyaingi Ahok.
[caption caption="http://www.kabarberitanews.com/wp-content/uploads/2015/08/pilkada-765x510.jpg"]
[/caption]
Para pesaing Ahok itu bukan sembarang orang dan bukan orang sembarangan. Selain diusung partai mapan, mereka adalah publik figur yang sangat dikenal masyarakat.
Satu hal yang memberatkan peluang Ahok adalah mereka merupakan sosok yang berbeda karakter dengan Ahok. Mereka orang yang sangat serius, lembut dan hebat mengambil hati publik dibandingkan Ahok yang seringkali marah-marah di muka publik. Ulah marah-marah Ahok tersebut seringkali menyakiti hari publik.
Agar Ahok bisa menang, dia perlu menampilkan sosok calon yang sama dengan para pesaingnya itu. Dengan kata lain harus orang yang berbeda karakternya dengan Ahok. Gunanya untuk memecah belah suara mereka.
Calon pemecah suara itu harus satu paket yang berkarakter sama agar kuat. Menjadi duet maut yang siap memecah suara siapapun calon populer yang menjadi pesaing Ahok. Duet ini mampu mengalahkan dukungan parpol besar dan mapan.