[caption caption="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/06/13718217271096466984.jpg"][/caption]Fahri Hamzah. Siapa yang tak kenal dia. Orang muda paling hebat di jagat politik Indonesia saat ini. Sedikit di bawah level Setya Novanto sahabatnya di Pimpinan DPR-RI (sebelum Setnov lengser jadi ketua fraksi).
Walaupun masih muda, Fahri Hamzah punya kemampuan menggoncangIgoncang jagat politik negeri ini. Sehingga bikin banyak orang pusing kepala, seperti mabuk laut dan muntah-muntah.
Banyak tindakan dan pernyataannya seringkali bermuatan kontoversial, sinis, sering melecehkan pemerintah, culas, sering bikin gaduh politik, dan membuat geram banyak publik di negeri ini. Olehnya, hal yang nyata-nyata salah atau keliru bisa dibuatnya seolah-olah benar. Kemampuannya melakukan pembenaran atas sesuatu yang salah tak tertandingi. Hal yang benar, bisa dia salahkan. Kemampuannya menyalahkan sangat hebat. Seringkali bikin banyak orang heran ; 'Kok bisa ada pimpinan wakil rakyat Indonesia seperti ini? Mimpi buruk apa para pejuang kita dulu?'
Dia bahkan berani mencela Presiden secara 'irasional'. Tapi 'untunglah' Presidenya adalah Jokowi- yang 'Sabar dan Cuek' pada omongan culas dan tak mutu dari mulut Fahri. Kalau saja Fahri hidup di Jaman Soeharto, maka bisa diduga dia akan lenyap dari bumi pertiwi ini. Lenyap tanpa bekas.
Partai yang menaunginya adalah PKS. Sepak terjang PKS mau tidak mau identik dengan Fahri Hamzah. Dan sebaliknya, sosok politis Fahri Hamzah menjadi identik dengan PKS. Agak mengherankan juga, partai yang memuat kata Keadilan dan Sejahtera -oleh sosok Fahri Hamzah menjadi rancu. Apakah sebuah Keadilan dan Sejahtera itu seperti tindakan dan pemikiran politik Fahri Hamzah? Yang seringkali termuat adalah kegaduhan politik yang menguras banyak energi positif bangsa ini. Menonjolkan ego diri dan kelompok elitnya yang tidak berkeadilan dan menjauhkan upaya negara menuju rakyat sejahtera.
Tak lama lagi PKS akan mengadakan evaluasi terhadap kader-kadernya, termasuk Fahri. Hasil evaluasi hanya ada tiga pilihan; Tetap di Posisi, Naik Posisi, atau justru dicopot dari Posisi semula.
Kalau posisinya Tetap, maka politik Indonesia bakal tak jauh dari kondisi sekarang. Kalau posisinya Naik, maka siap-siaplah Indonesia akan lebih buruk lagi oleh arogansi dan kontroversialnya gaya politik Fahri. Kalau Fahri Dicopot, maka Indonesia sedikit lega, salah satu duri dalam daging politik Indonesia akan berkurang. Jalan menuju sejahtera pun agak lebih lancar karena sungguh tak enak bergerak bila ada duri dalam daging. Menyakitkan. Hal ini masih dengan catatan ; Penggantinya tidak lebih parah dari Fahri Hamzah.
Kita tunggu semoga Fahri Hamzah dicopot, dan penggantinya adalah sosok yang lebih smart. Tak menjadi duri dalam daging yang suka bikin gaduh politik negeri ini. Dengan begitu frasa Keadilan dan Sejahter di nama partainya tidak makin rusak.
Kita tunggu saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H