Lihat ke Halaman Asli

Tatang Lastani

Penggiat Seni Budaya Sunda

Suka Boleh, Bodoh pun Jangan...

Diperbarui: 10 Mei 2017   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

kisah absurd gue sebelumnya, ternyata banyak rasa kalau lagi seneng seseorang yang pasti cewek donk, tapi gitu sampe lupa sama diri sendiri juga, dari kisah sebelumnya lama juga saya ga ngetik ya, jadi sekarang saya ketikin deh lanjutan kisah saya, sekalian ketikin kisah dihati kamu biar membekas selamanya (cieee, jangan koprol).

langsung aja nih !

meski saya mau kenalan sama cewe aja harus sampe +60 harian sampe segitunya kan gue, mungkin dikira kriminal jadi mau kenal aja harus kejar-kejaran kayak film India, si doi pulang kerja jam 11 malam, saya samperin eh dia lari tanpa bekas (gue jadi jambret ternyata, hehe) untungnya gue keturunan jawa jadi "nrimo, lapang dodo, sing pasti ora jemowo", ya secara niat baik aja disuuzonin, apalagi niat buruk kali ya, singkat cerita doi dah kenal gue, trus bahagia deh selamanya (kagak gitu enak aja, emang ini negeri dongeng), habis kenal gue doi makin buru-buru jalannya, karena tempat dia kerja hadap-hadapan dengan tempat saya kerja juga, tapi emang tempat saya kerja gak se bonafid perusahaan tempat doi kerja, karena kerjaan saya pada saat itu adalah cuma pelayan warung makan kecil yang sedang hitz tahun ini, kisah konyol pun mulai berdatangan, dari liat-liatan, ngumpet-ngumpetan, sampe kejar-kejaran, dan pada satu waktu gue tetap maksa nunggu doi, hanya untuk memberikan amplop kuning kecil sebagai hadiah aja sih, eh ternyata gue dicurigai sama teman-teman doi, yang ingin saya katakan ke teman-temannya sampai saat ini adalah "apa gue dan cara gue salah ya buat kenal dekat teman kalian itu", emang yang kalian lihat itu ga penting banget, tapi bagi saya ini cara saya dan jadi bagian cerita hidup saya, jadi tolonglah jangan persulit jalan saya (kelak kalian juga mengerti maksud dari saya dekati teman kalian, dan dialami juga meski dengan cara yang berbeda") ternyata amplop yang akan saya berikan tidak dapat diberikan karena saat itu doi cuma liatin gue doank (antara takut,jijik, aneh atau hal rendah lain), yang saya heran kalau senyum doi ngumpet", dan saat gue mulai lelah doi lewat" depan saya, mungkin mau ke warung atau modus lain (hanya doi dan Allah yang tahu) setelah dipikir-pikir gue nya ja yang ga tau diri, yang ada dipikiran doi saat gue ngejar" mungkin:

1. Gue menjijikan

2. Gue memalukan

3. kerjanya ga mumpuni

4. Gue Kriminal kali

4. dan akhirnya gue bukan seleranya (hahaha..emang makanan)

kalau sudah gitu gue mulai tersadar bahwa "sesuatu yang tidak dijual tidak bisa ditawar" dan mulai saat itu saya semakin tersadar kembali bahwa saya sudah tidak menjadi diri sendiri, dan jikalau dia mau mungkin ga akan baik kedepannya karena saya sudah tidak menjadi diri sendiri, lambat laun rasa ini saya telan sendiri karena malu sudah tidak ada apresiasi sama sekali dari usaha-usaha yang saya lakukan ke doi, pada waktu itu.

Dan saya pun tersadar karena saya juga mempunyai karir dan mimpi yang saya harus capai juga, dan saat itu saya pergi karena tidak ada sejengkal pun jalan buat usaha-usaha saya ke doi, dan doi saya kasih nama "bunga tebu, gleges (jawa), sugarcane (inggris), itulah istilah dalam beberapa bahasa, dan ada pepatah yang doi katakan dalam quotenya " sopo sing nandur bakale ngunduh" begitu pun saya saat kejar-kejar kamu sampe ga tahu malu, karena saya berpegang teguh juga bahwa “ Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka ” dan saya percaya itu sampai saat ini, karena upaya yang sudah saya lakukan tidak sia-sia karena dibalik penolakan dan kegagalan usaha gue ada arti Ketulusan sebenarnya, karena memberi tanpa berharap kembali (sok iye gue, tapi emang itu dipikiran gue), saat malam itu disaat malam terakhir pukul 21:30 an gue pamit bos dan tinggalkan pekerjaan itu, karena saat itu gue berada dititik terendah, dengan rasa pahit gue tegakan pandangan tanpa menengok belakang dan pamit orang sekitar, dan akhirnya meski penuh luka disana-sini ditubuh ini saya harus berjalan dan lanjutkan hidup saya dan karir saya kembali, saat perjalanan malam itu dan sampai sekarang saya hanya bisa berdoa "semoga teman-teman kamu selalu menjagamu baik suka maupun duka, dan kepada Allah SWT saya meminta semoga jiwa raga umur, dan kesehatan kamu dan temanmu selalu Allah jaga, yakinlah ga ada niat negatif apapun dari saya"...dari cerita yang saya alami saya mendapat beberapa hikmah yang bisa saya ambil diantaranya :

1.  "tidak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena yang mencintaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tak akan percaya itu", 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline